Oleh Sahna Salfini Husyairoh, S.T
Aktivis Muslimah
Palestina masih menjadi sasaran genosida penjajah Zionis Yahudi, bayi yang masih merah yang tak memiliki dosa, dosa mereka ialah karena mereka bayi Muslim keturunan Palestina. Kelaparan sebagai senjata membunuh secara perlahan-lahan generasi Palestina.
Di hari raya Idul Adha serangan tak berkurang, setidaknya 17 warga Palestina tewas pada Sabtu dini hari setempat, bertepatan dengan hari kedua hari raya Idul Adha, akibat serangan udara dan tembakan pasukan Israel di wilayah selatan Jalur Gaza khususnya Khan Younis dan Rafah. Secara terpisah, lima warga Palestina lainnya ditembak mati oleh pasukan Isr4el di dekat pusat distribusi bantuan disebelah bara Rafah. Beberapa orang lainnya mengalami luka-luka (antaranews.com).
Data yang dihimpun dari berbagai sumber lokal menunjukkan bahwa sejak 27 Mei 2025, total korban tewas akibat tembakan tentara Isr4el saat warga berusaha mengakses bantuan kemanusiaan telah mencapai 115 orang. (beritasatu.com)
Otoritas Isr4el pada Rabu mengeluarkan pengumuman yang melarang warga Palestina di jalur Gaza untuk mendekati pusat distribusi bantuan kemanusiaan. (antaranews.com)
Sungguh miris kaum muslimin Gaza, bantuan kemanusiaan seharusnya mereka dapatkan untuk bertahan hidup, malah ditutup menjadi sasaran penyerangan oleh entitas Zionis. Mirisnya negara-negara besar dunia justru memilih bungkam, seperti penonton pasif, seolah tak terusik oleh penderitaan dan genosida yang berlangsung didepan mata. Lebih menyedihkan lagi, penguasa negeri-negeri muslim pun tak menunjukkan sikap tegas, dan sibuk mengeluarkan retorika diplomatik, kecaman verbal, serta pernyataan formal yang tidak disertai tindakan nyata. Tak satupun yang mengirimkan pasukan untuk menghentikan penjajahan, dan menyelamatkan saudara-saudara muslim Palestina.
Negara-negara tersebut tetap diam meskipun rasa kemanusiaan telah terkoyak menyaksikan anak-anak meregang nyawa, bayi-bayi yang tak berdosa dibantai, dan para ibu yang merintih kehilangan keluarga. Padahal fitrah manusia adalah untuk menolong sesamanya. Apalagi yang dizalimi kaum lemah tidak mampu membela diri. Hilangnya rasa kemanusiaan sejatinya mencerminkan pudarnya fitrah kemanusiaan dalam diri manusia itu sendiri. Ini akibat langsung Kapitalisme yang menjadikan materi sebagai ukuran tertinggi, sekaligus menumbuhkan rasa superioritas dan permusuhan terhadap sesama manusia.
Para pemimpin negeri muslim seolah tak tergugah oleh penderitaan luar biasa yang menimpa saudara mereka di P4lestin4. Rasa empati terkubur oleh kepentingan politik dan sekat-sekat nasionalisme yang produk Barat. Nasionalisme yang membungkam solidaritas umat dan mematikan keberanian untuk bertindak adil terhadap kaum muslim yang tertindas. Tak satu pun pemimpin negeri muslim yang mengerahkan kekuatan militer demi membebaskan tanah suci yang dijajah. Padahal seruan jihad terus menggema dari umat Islam di berbagai penjuru dunia.
Namun, jihad hanya bisa diwujudkan melalui keputusan negara dan fakta pahitnya sistem negara saat ini tidak akan pernah menyerukan jihad, malah menjalin hubungan erat dengan para penjajah Zionis. Seruan jihad dalam Islam hanya dapat dikumandangkan oleh negara yang menerapkan seluruh syariat Islam secara kaffah yaitu Khilafah. Tegaknya Khilafah bukan sekedar cita-cita melainkan kewajiban syar'i yang menjadi jalan pembebas umat dari penjajahan, kedzaliman, dan penghinaan.
Kewajiban khilafah ditunjukkan dalam dalil-dalil Al Qur'an maupun As Sunnah hingga Ijma' sahabat. Rasulullah saw bersabda "Barangsiapa yang melepaskan tangannya dari ba'iat, niscaya ia akan bertemu dengan Allah pada hari kiamat tanpa punya alasan dan barangsiapa mati dan tidak ada ba'iat di pundaknya, maka mati bagai mati jahiliah." (HR Muslim)
Umat harus berjuang sepenuh hati untuk mewujudkan kewajiban yang menjadi taajul furuud (mahkota kewajiban) ini. Banyaknya syariat Islam yang belum terwujud termasuk kewajiban Jihad tanpa adanya khilafah. Perlu diingat selama umat masih hidup dalam bayang-bayang kapitalisme dan sekulerisme. Di mana agama dipisahkan dari kehidupan mustahil khilafah terwujud. Sebab sistem kufur inilah yang mematikan kesadaran politik umat dan menumpulkan semangat perjuangan Islam.
Wallahualam bissawab