Ketika Nyawa Tak Lagi Berharga

 



Oleh Syafitri Nurul Aini 

Aktivis Dakwah


Kasus mutilasi yang menimpa korban bernama Septia Ananda (25) di Padang Pariaman, Sumatra Barat telah menyita perhatian warga. Korban ditemukan dengan tubuh yang tidak lagi utuh di Sungai Batang Anai pada Selasa (17/6). Satu persatu sisa tubuh korban ditemukan di lokasi dan waktu yang berbeda. Jenazah perempuan 25 tahun tersebut saat ini berada di Rumah Sakit Bayangkara Polda Sumatra Barat untuk kepentingan penyelidikan dan autopsi.  Jenazah tersebut baru bisa dimakamkan setelah rangkaian proses tersebut selesai dilaksanakan. Tidak berselang lama dari penemuan jenazah tersebut, akhirnya polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan yang disertai mutilasi tersebut pada Kamis (19/6) dini hari. Tersangka bernama Satria Juhanda alias Wanda (25). Menurut keterangan polisi, tersangka bukan kali ini saja membunuh perempuan secara sadis. Pada awal tahun 2024 tersangka juga membunuh pacar dan teman dari pacarnya tersebut dengan cara mengecor mayatnya di sumur. Dari penyelidikan terhadap kasus ini, kepolisian mengungkapkan motif tersangka membunuh Septia Ananda karena adanya masalah utang piutang sebesar Rp3,5 juta.  Korban memiliki utang kepada pelaku yang belum dibayar.  Demi mendalami kasus ini, Kasat Reskrim Polres Padang Pariaman, Iptu AA Reggy mengatakan masih harus melakukan pemeriksaan dan mencari bukti-bukti lainnya, termasuk mencari empat potongan tubuh korban yang masih belum ditemukan. (BBC News Indonesia, Senin, 23-06-2025)

Murahnya Nyawa Manusia di Sistem Kapitalis

Maraknya kasus pembunuhan saat ini membuat masyarakat makin khawatir. Kasus pembunuhan hampir sering kita lihat baik melalui televisi, gadget, maupun secara langsung disekitar kita.

Begitu mudahnya seseorang menghilangkan nyawa orang lain, bahkan dengan sangat keji. Seolah nyawa tidak berharga sama sekali. Motif pembunuhannya pun berbeda-beda, mulai dari percintaan, pekerjaan, utang piutang dan lain-lain.

Semua berawal dari sistem kapitalis yang diterapkan negara ini. Sistem kapitalis berasaskan sekularisme, yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Di mana sistem ini telah melahirkan sistem liberal yang memberikan kebebasan bagi pendukungnya. Kebebasan itu diantaranya, kebebasan berkepemilikan, beragama, berpendapat, hingga kebebasan bertingkah laku.

Kebebasan bertingkah laku inilah yang menjadi landasan mereka melakukan sesuatu, termasuk pembunuhan yang disertai dengan mutilasi. Mereka tidak lagi memikirkan dampak yang diakibatkan dari perbuatannya. Selama mereka merasa senang dan merasa terpuaskan saat menyakiti dan membunuh korbannya, maka mereka akan tetap melakukannya.

Banyaknya kasus pembunuhan yang terjadi, merupakan dampak buruk diterapkannya sistem buatan manusia ini. Terbukti bahwa kapitalisme  membawa kerusakan dan merusak dari segala sisi. Jika sistem ini terus dijalankan, maka pembunuhan dan bentuk kriminalitas lain akan tetap berlanjut bahkan semakin tumbuh subur.

Islam dalam Menjaga Nyawa Manusia

Dalam Islam, nyawa manusia sangatlah berharga. Nyawa tidak boleh dihilangkan tanpa ada alasan yang jelas, baik itu nyawa seorang muslim atau pun kafir. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT yang artinya:

"Siapa saja yang membunuh seseorang bukan karena orang itu (membunuh) orang lain atau bukan karena dia berbuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh seluruh manusia." (TQS. Al Maidah:32)

Penerapan sanksi atau hukuman dalam Islam pun sangatlah jelas, baku dan menjerakan, seperti:

Pertama, Qisas. Hukuman bagi seorang pembunuh adalah dibunuh. Hal ini akan memberikan rasa adil bagi keluarga yang ditinggalkan, serta dapat mencegah orang lain untuk melakukan hal yang sama (pembunuhan).

Kedua, Diyat. Jika keluarga korban tidak menghendaki qisas, maka mereka bisa menuntut pembayaran diyat atau denda berupa 100 ekor unta, 40 ekor diantaranya sedang hamil.

Ketiga, Ikhlas. Keluarga korban ikhlas memaafkan pelaku pembunuhan dan tidak meminta qisas ataupun menuntut pembayaran diyat.

Sebagaimana dikisahkan pada masa Rasulullah saw., ada seorang hamba sahaya perempuan yang ditemukan dengan kondisi kepalanya telah retak diantara dua batu. Sebelum dia meninggal, Rasulullah menghampirinya dan bertanya siapa yang melakukannya. Dengan isyarat, hamba sahaya itupun memberi tahu Rasulullah bahwa pelakunya adalah lelaki Yahudi. Rasulullah pun memerintahkan sahabat untuk membawa lelaki Yahudi tersebut. Hingga akhirnya Rasulullah menjatuhkan hukuman qisas kepada lelaki Yahudi tersebut dengan menjepit kepalanya dengan dua batu. Balasan setimpal sebagaimana yang telah dia lakukan pada hamba sahaya itu.

Orang yang membunuh tidak dengan alasan yang benar, maka dia harus dibunuh juga, tidak memandang siapa yang membunuh dan siapa yang dibunuh. Nyawa harus diganti nyawa, mata diganti mata, gigi diganti gigi, begitu seterusnya. Semua ditindak sesuai dengan perbuatannya.

Tetapi, barang siapa melepaskan hak qisas nya dengan penuh kerelaan dan memaafkan si pelaku sehingga tidak jadi di qisas, maka itu menjadi penebus dosa bagi yang memaafkan. Sebaliknya, orang yang dibebaskan dari hukum qisas tidak berarti dia telah bebas dari hukuman seluruhnya, dia tetap dikenakan hukuman diyat atau ganti rugi.

Jika saja Islam diterapkan secara sempurna dalam seluruh aspek kehidupan seperti pada masa kejayaan Islam, maka kita mungkin tidak akan pernah mendengar berita pembunuhan dan kasus kriminalitas lainnya seperti yang sering terjadi saat ini. Karena Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Islam juga sangat menjaga atas nyawa, harta dan kehormatan rakyatnya, baik itu muslim ataupun kafir.

Wallahualam bissawab

Nama

Artikel,37,Bahan Ajar PAI Kelas 7,2,Baznas,1,BIM,2,BNNP,4,Cerpen,1,DPRD Bukittinggi,7,Film,1,Hiburan,1,Internasional,11,Jakarta,4,Jakarta Selatan,1,KAI,41,Kampus,16,Kejati Sumbar,11,Kesehatan,8,KJI,2,Komedi,1,Koperasi,2,Kota Padang,70,Kuliner,2,Lampung,1,Lifestyle,2,Malaysia,1,Nasional,93,Natuna,1,Olahraga,1,Opini,184,Otomotif,1,Padang,6,Padang Pariaman,8,Papua,2,Pariaman,4,Pasaman,1,Pasaman Barat,1,Payakumbuh,2,Pekanbaru,10,Pemkab Solok,4,Pemko Padang,16,Pendidikan,11,Peristiwa,2,Perumda Air Minum,1,Pesisir Selatan,4,PLN,10,Polda,1,Polda Sumbar,53,Polresta Padang,1,Polri,63,Puisi,13,Riau,4,Sawahlunto,2,Sijunjung,1,Smartphone,2,Sulawesi Tengah,1,Sumatera Bagian Tengah,1,Sumatera Selatan,1,Sumbar,286,Teknologi,2,Telkom,1,Tips,5,TNI,94,UNAND,3,UNP,7,Wisata,4,Yastis,3,
ltr
item
Media Sumbar: Ketika Nyawa Tak Lagi Berharga
Ketika Nyawa Tak Lagi Berharga
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuelz6XO5vQbcbAsQv0JeZnZ-LXmwE-0mxNHIJTrxSfIRXWOCh4cvQAYPLxjVr2DJ_Y62LSAmqadq7AM5PZrb9vDoVl2U05TTrKa206lulvmwu8HazNny8RCFaVbYyxoBk4QmLHb2UwcU9n-CsqQZNToM8-B9bn7wr8xdL5MBxp0YLeNNWiRhRQZHVIPF5/w142-h228/WhatsApp%20Image%202025-06-25%20at%2005.25.11.jpeg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuelz6XO5vQbcbAsQv0JeZnZ-LXmwE-0mxNHIJTrxSfIRXWOCh4cvQAYPLxjVr2DJ_Y62LSAmqadq7AM5PZrb9vDoVl2U05TTrKa206lulvmwu8HazNny8RCFaVbYyxoBk4QmLHb2UwcU9n-CsqQZNToM8-B9bn7wr8xdL5MBxp0YLeNNWiRhRQZHVIPF5/s72-w142-c-h228/WhatsApp%20Image%202025-06-25%20at%2005.25.11.jpeg
Media Sumbar
https://www.mediasumbar.net/2025/06/ketika-nyawa-tak-lagi-berharga.html
https://www.mediasumbar.net/
https://www.mediasumbar.net/
https://www.mediasumbar.net/2025/06/ketika-nyawa-tak-lagi-berharga.html
true
7463688317406537976
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content