![]() |
Kolaborasi Jurnalis Indonesia Audiensi Bersama Kadisdik Sumbar |
Padang, — Di tengah dinamika sosial yang semakin kompleks, Kolaborasi Jurnalis Indonesia (KJI) Sumatera Barat menggelar audiensi penuh kehangatan bersama Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, Drs. Barlius, M.M, di ruangan rapat dinas pendidikan Sumbar, Rabu (21/05/25).
Pertemuan ini tak hanya bicara data dan kebijakan, tapi menyentuh nurani: bagaimana kita bisa menyelamatkan generasi muda dari jerat tawuran, balap liar, dan pergaulan bebas?
Ketua KJI Sumbar, Peter Prayuda, membuka audiensi dengan semangat kolaboratif serta memberikan apresiasi kepada Bapak Barlius telah menyambut hangat dan meluangkan waktu menerima KJI di tengah kesibukannya mempersiapkan berbagai agenda pendidikan jelang tahun ajaran baru.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan Bapak Kepala Dinas menerima kunjungan ini. KJI hadir sebagai mitra kritis dan konstruktif untuk mendukung kemajuan pendidikan di Sumatera Barat,” ujar Piter.
Dalam kesempatan itu, Piter menyoroti maraknya aksi tawuran pelajar yang kerap terjadi di berbagai wilayah, terutama di Kota Padang. Ia juga menyinggung aktivitas balap liar yang tak jarang melibatkan pelajar sekolah menengah atas (SMA) dan kejuruan (SMK), yang dikhawatirkan berpotensi membahayakan masa depan generasi muda.
Menanggapi hal itu, Kadisdik Sumbar, Barlius, pertama-tama menyampaikan apresiasi dan senang sekali bisa beraudiensi dengan kawan-kawan media, saya mendukung penuh Program Bapak Kapolda Sumbar, Kapolres, yaitu zero tawuran, zero balap liar di kota Padang dan seluruh Sumbar, ucap Barlius.
"Sedangkan di tingkat pendidikan yang pertama kita lakukan adalah Full day school dimana anak-anak pulang setelah ashar dan ini akan mempersempit ruang untuk anak-anak tawuran di siang hari pun ashar itu orang tua juga sudah berada dirumah menunggu anak-anaknya jadi disekolah mereka terkontrol sampai sholat ashar dan harapannya dirumah di sambut oleh orang tua serta dilanjutkan dengan kegiatan keagamaan malam nya", terangnya Barlius dengan penuh harap.
Kemudian Barlius juga menambahkan, "Kedua, yang kita lakukan itu adalah mengimplementasikan 7 kebiasaan baik siswa Indonesia yang sudah kami laksanakan sejak bulan Desember sesuai dengan arahan Pak Mentri, bahwa 7 Kebiasaan baik siswa Indonesia ini harus menjadi bagian dari kegiatan sekolah, jadi wali kelas kita tugaskan melalui kepala sekolah untuk memantau 7 kebiasaan baik ini. 7 Kebiasaan itu adalah :
1. Bangun Pagi
Jadi bangun pagi itu di kontrol, kami pun sebagai Kadis dikontrol bangun pagi oleh Buya Gubernur, tujuan nya adalah, supaya menjadi kebiasaan baik, bangun lebih awal dan bisa beribadah.
2. Beribadah
Setelah kita bangun pagi, kita bisa fokus beribadah dulu, seperti sholat wudhu lanjut sholat taubat, sholat tahajjud dan sholat witir, terakhir sholat sunnah fajar.
3. Berolahraga
Berolahraga itu, Anak-anak dan orang tua pergi ke masjid yang jaraknya agak jauh dari rumah dengan berjalan kaki, maka disini kita juga sudah olahraga.
4. Makanan Sehat Bergizi
Salah satu program pemerintah juga ada makan bergizi gratis, itu adalah bentuk contoh pemberian makan yang bergizi kepada anak, dan disini kita juga buatkan Grup Parenting orang tua di WA, nanti disitulah kita sharing ilmu-ilmu parenting kepada orang tua.
5. Gemar Belajar
Anak-anak dimotivasi untuk gemar belajar bisa melalui teman sebaya, buku, koran dan diskusi, bisa juga dari internet, dll.
6. Bermasyarakat
Disini kami juga ajarkan anak-anak untuk hidup bermasyarakat, jadi bermasyarakat itu juga mengantisipasi tawuran, jika anak-anak telah dekat dengan masyarakat, maka dia tidak akan mau tawuran.
7. Tidur Lebih Awal
Disini kami juga kontrol, bahwa anak-anak paling lambat tidur jam 22.00 malam, menurut para ahli ini adalah waktu terbaik untuk tidur karna pada masa pertumbuhan anak ini akan meningkatkan pertumbuhan otak, namun jika tidur terlalu malam ini akan merusak perkembangan otak anak.
Jadi, kalau anak sudah tidur cepat maka tidak ada lagi tawuran, jadi kami menugaskan para kepala sekolah dan kepada wali murid untuk selalu mengontrol anak dengan 7 kebiasaan baik ini, terang Barlius.
"Tidak hanya itu saya mau menambah 7 kebiasaan baik ini 1 lagi, yaitu Makan Pagi, dengan kita makan pagi, maka kita akan fokus belajar, karna perut tidak kosong, saya pun waktu sekolah dulu juga menerapkan makan pagi ini, dampaknya sangat besar untuk kesehatan anak, ungkap Barlius.
Jadi itulah cara kita untuk mencegah tawuran, melakukan kebiasaan-kebiasaan baik dalam keseharian, Pertama Full day school, menerapkan 7 kebiasaan baik, Silek Tradisi, melalui program Wagub yaitu dimana setiap sekolah harus menerapkan Exskul Silek Tradisi, Yang terakhir yaitu Wirid Remaja Kolaborasi 2 kali sebulan, dan ini sudah kita terapkan dalam rangka mencegah tawuran dikalangan remaja, tuturnya.
Terakhir, sebenarnya untuk menjadikan hasil pendidikan itu bagus kita harus menerapkan 3 ekosistem, pertama pendidikan sekolah, keluarga, dan masyarakat, ketiga ekosistem ini harus saling berkolaborasi sinergi sehingga kita dapat menciptakan generasi emas dan anak-anak yang berkualitas, tutupnya. (Ani)