 |
| Oleh: Evani, S.H (Aktivis Dakwah Kampus) |
Tragedi kemanusiaan yang terus menimpa Palestina bukan sekadar isu regional saja, melainkan persoalan seluruh umat Islam di dunia. Penderitaan yang dialami rakyat Gaza adalah bukti nyata bahwa ketidakadilan dan kekejaman masih berlangsung di tengah dunia yang mengaku menjunjung tinggi hak asasi manusia. Namun, lebih menyedihkan lagi ketika umat Islam yang jumlahnya miliaran justru terpecah dan tidak mampu memberikan pertolongan nyata. Padahal, penderitaan yang berkepanjangan ini menuntut tanggung jawab besar, khususnya dari para penguasa negeri-negeri Muslim dan umat Islam secara keseluruhan. Sudah saatnya kita menyadari bahwa solusi sejati bagi pembebasan Palestina hanya akan lahir dari persatuan umat di bawah naungan Islam.
*Kenyataan Pahit yang Harus Mereka Terima*
Bercerita tentang kasus Palestina tak pernah ada habisnya. Pembantaian demi pembantaian terus dilakukan oleh Zionis Yahudi tanpa henti. Kondisi saudara kita di Gaza hari demi hari semakin memilukan, namun dunia tidak dapat berbuat apa-apa untuk membantu mereka. Dunia diam membisu seolah-olah tidak terjadi apa-apa, terutama para penguasa negeri kaum Muslimin di seluruh belahan dunia.
Penderitaan yang mereka alami begitu bertubi-tubi: kehilangan keluarga tercinta, hewan peliharaan, tempat tinggal, pendidikan, layanan kesehatan, bahkan untuk makan sesuap nasi pun sangat sulit. Hal ini sangat menyayat hati bagi kita sebagai saudara seiman mereka.
Pada Sabtu, 19 April 2025, didapatkan informasi bahwa saudara kita di Gaza terpaksa memakan daging kura-kura demi memenuhi kebutuhan protein. Hal ini terjadi akibat krisis pangan yang disebabkan oleh pengepungan dan genosida yang dilakukan oleh Zionis.
Beberapa anak Gaza yang masih kecil dan belum memahami apa-apa harus dibujuk agar mau memakan daging kura-kura tersebut, karena memang tidak ada persediaan makanan sama sekali. Daging itu mereka olah terlebih dahulu dengan cara dikuliti, kemudian direbus bersama bawang, tomat, dan rempah-rempah. Tentu saja makanan ini tidak senikmat makanan pada umumnya, tetapi mereka terpaksa memakannya demi bertahan hidup.
Pemandangan ini sungguh memilukan. Warga Gaza juga sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya. Sayangnya, bantuan tersebut pun sangat sulit untuk bisa sampai ke Gaza, karena Zionis secara kejam melarang masuknya bantuan ke wilayah tersebut.
*Mereka Akan Meminta Pertanggungjawaban Kita, Terutama Para Penguasa*
Penderitaan kaum Muslimin di Gaza tidak kunjung berakhir. Sementara itu, penjajah Zionis justru semakin brutal dan bertindak di luar batas kemanusiaan tanpa mengindahkan kecaman dunia. Di sisi lain, para penguasa negeri Muslim hanya sebatas mengecam tanpa melakukan aksi nyata.
Padahal Allah Ta’ala memerintahkan seluruh umat Islam untuk saling menolong sesama Muslim. Allah juga menyatakan bahwa umat Islam itu bersaudara, bahkan diumpamakan seperti satu tubuh. Jika satu bagian tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan ikut merasakan sakit. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk menolong saudara-saudara kita di Gaza.
Selama umat Islam masih terikat oleh nasionalisme—warisan dari penjajah Barat—mereka tidak akan pernah benar-benar bersatu. Jihad pun tidak akan pernah dijalankan secara hakiki. Maka dari itu, umat Islam harus mencampakkan nasionalisme dan menyadari bahwa penjajahan hanya bisa dihentikan melalui persatuan umat dalam satu kepemimpinan global, yaitu Khilafah sebagai perisai umat.
Umat wajib menyeru seluruh kaum Muslimin di dunia dengan satu seruan yang sama: seruan untuk bersatu dan menolong saudara mereka. Umat harus terus mengingatkan pentingnya persatuan dan kewajiban menolong mereka. Umat harus bergerak menuntut para penguasa Muslim untuk menjalankan kewajiban mereka, yaitu menolong Palestina dengan cara berjihad dan menegakkan Khilafah Islamiyah.
Perjuangan umat harus dipimpin agar terarah. Pemimpin dakwah itu adalah jamaah ideologis yang menyerukan jihad dan penegakan Khilafah. Begitu pula, para pengemban dakwah harus terus bergerak dan berjuang bersama untuk menegakkan Khilafah, agar persoalan umat—termasuk masalah Palestina—dapat segera terselesaikan, dan kehidupan Islam dapat dijalankan kembali.
Wallahu a’lam bish-shawab.
.jpeg)
