![]() |
Oleh: Aldzikratul Rachma, A. Md. Kom (Pegiat Literasi) |
Akibat perang yang berkepanjangan di Gaza, banyak pasien yang meninggal. Teruma pada pasien gagal ginjal, sebab tidak mendapatkan fasilitas medis yang memadai. Di Rumah Sakit Shifah, Kepala Departemen Nefrologi Dr. Ghazi al-Yazigi menyebut 417 pasien gagal telah meninggal selama perang. Kondisi memburuk karena sesi cuci darah yang lebih jarang sehingga meningkatkan risiko kematian. Pasien baru seperti Muhammad Kamel, merasa seperti tidak ada perubahan meski sudah menjali cuci darah. Selain perawatan minim, ia juga kekurangan air minum bersih karena listrik dan pasokan air di Gaza terputus.
Akibat perang yang berkepanjangan di Gaza, banyak pasien yang meninggal. Teruma pada pasien gagal ginjal, sebab tidak mendapatkan fasilitas medis yang memadai. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan enam dari tujuh pusat cuci darah di Gaza hancur. Dari 182 mesin dialisis sebelum perang. Kini tersisa 102, sehingga banyak pasien terpaksa bertahan dengan sesi cuci darah yang lebih sedikit.
WHO juga melaporkan stok obat-obatan ginjal di Gaza sudah habis. Sementara itu, Israel beberapa kali menyerbu Rumah Sakit. Menuding Hamas menggunakan fasilitas medis untuk kepentingan militer. Tuduhan tersebut dibantah staf Rumah Sakit. Selama perang di Gaza yang terus berlangsung, banyak fasilitas yang rusak. Termasuk perumahan, Rumah sakit, gedung sekolah serta jalanan.
Pengakuan salah seorang pasien yang benama Attinya menyatakan, sudah enam kali mengungsi sejak perang dimulai. Mulai dari Beit Hanoun hingga Rafah, Deir al-Balah, lalu ke sekolah Gaza Barat. Dan kini kondisi tubuhnya memburuk sebab kurangnya perawatan dan harga air minum yang begitu mahal.
Sangat ironis kehidupan saudara kita di Gaza. Ujian yang mereka rasakan begitu berat. Namun, mereka masih terus bertahan dengan akidah dan agama mereka tanpa goyah sedikitpun. Hati mereka begitu teguh mempertahankan tanah Palestina tempat beradanya Masjid Al-Aqsa yang merupakan kiblat pertama bagi kaum muslimin. Harapan kita kaum muslimin adalah mengharapkan agar Gaza Palestina terbebas dari jajahan Israel. Namun, hal ini tak bisa jika dilakukan secara individu saja. Akan tetapi harus adanya seruan jihad untuk seluruh kaum muslimin.
Langkah yang harus ditempuh adalah, seharusnya pemimpin Muslim harus menggerakkan militernya untuk berjihad dengan melakukan penyerangan terhadap tentara Israel. Namun rasanya hal tersebut tidak akan mereka lakukan. Sebab kenapa? Karena pemimpin muslim hanya sekedar penjilat dan Sekutu bagi Amerika yang terang-terangan membantu Israel untuk menghancurkan Palestina.
Pengkhianatan yang dilakukan oleh pemimpin Muslim ini, kelak mereka akan mempertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT, atas puluhan ribu darah penduduk Gaza. Sangat piluh melihat nasib saudara kita di Palestina. Sandang pangan dan papan tak cukup untuk membantu mereka. Sebab yang lebih mereka butuhkan adalah bantuan jihad dari seluruh kaum muslimin untuk mengusir penjajah Israel dari tanah Palestina.
Selama Israel masih bertahan dan berada di tanah Palestina. Maka selama itu juga Palestina akan terjajah dan terus mengalami peperangan walaupun Israel mengatakan genjatan senjata. Hal demikian adalah kebohongan. Faktanya, setelah genjatan senjata hingga saat ini mereka masih melakukan penyerangan di Palestina. Akibatnya banyak dari kaum wanita dan anak-anak yang menjadi korban atas kekejian Israel yang tentunya tak lepas dari bantuan Amerika.
Dikutip dari _Al Jazeera,_ rentetan ledakan terdengar di jalur Gaza, dari utara ke selatan. Termasuk Jabila, kota Gaza, Nuseirat, Deir al-Balah dan Khan Younis. Serangan Israel menghantam rumah-rumah, bangunan, sekolah-sekolah serta tenda pengungsian. Dalam catatan kementerian kesehatan Gaza, jumlah warga Palestina yang meninggal sejak gencatan senjata pada selasa 18 Maret 2025 mencapai 232 orang.
Dengan melihat kondisi Palestina seperti ini, apakah kita pasrah saja setelah berbagai upaya. Dari boikot pernyataan sikap dan lain sebagainya, namun tidak menghentikan kejahatan Israel dan Sekutu. Maka solusi terakhir ialah dengan menegakkan kembali syariat Islam di tengah umat. Namun, syariat Islam hanya bisa tegak dengan adanya Daulah Islam, Yakni Khilafah 'ala minhajin Nubuwwah. Dengan adanya Khilafah, maka kaum muslimin wajib berjihad untuk menyelamatkan setes darah kaum Muslimin.
Wallahu'alam Bish-Shawab