![]() |
Edgar Allan Poe, Si Penulis Karya Misteri dan Horor |
Oleh: Rani Aulia Husna
Afiliasi: Sastra Ingrris, Universitas Andalas
Namanya mungkin terdengar akrab di telinga para penggemar fiksi barat. Ia dijuluki sebagai “Bapak Cerita Misteri” sebab karya-karya yang dilahirkannya seperti puisi dan cerita karangan pendeknya yang bergenre horor dan penuh misteri. Ia juga menulis cerita fiksi detektif modern bahkan menjadi yang pertama di eranya. Kejeniusannya dalam menggabungkan genre horror modern dan cerita detektif ke dalam karyanya membuat Ia melejit di dunia sastra.
Lahir di tahun 1809 lalu diadopsi oleh John Allan setelah ibunya meninggal dunia dan statusnya yang sudah bercerai dengan ayahnya Poe. Bersekolah hingga ke jenjang universitas, yakni di University of Virginia. Namun, itu tidak bertahan lama sebab kecanduannya akan minuman keras dan terlibat utang piutang yang membuat ayah angkatnya pergi menjauh. Kemudian, Ia mencoba untuk mendaftarkan dirinya ke Angkatan Darat Amerika Serikat. Di sinilah karya pertamanya muncul. Kumpulan puisi dengan judul “Tamerlane and Other Poems” yang bertemakan kemerdekaan dan kebanggaan serta kehilangan dan pengasingan.
Pada tahun 1832, Poe menerbitkan cerita pendek bergenre horor supernatural pertamanya yang berjudul “Metzengerstein”. Cerpen ini menceritakan tentang balas dendam, persaingan antara keluarga Metzengerstein dan Berlifitzing, dan ramalan tentang keabadian melalui kelahiran kembali.
Setahun kemudian, Ia memenangkan sayembara senilai 50 dolar Amerika lewat karyanya yang berjudul “Ms. Found in a Bottle”. Ini merupakan uang pertama yang Ia dapatkan dari menulis. Cerpen ini lagi-lagi mengangkat tema tentang kesuraman dan ketakutan seorang narrator yang mengalami serangkaian peristiwa mengerikan di laut, termasuk tenggelamnya kapal dengan dirinya dan seorang Swedia tua yang selamat.
Saat Poe bekerja sebagai editor di Southern Literary Messenger pada tahun 1835, Ia menerbitkan dua karya yang mengangkat tema tentang kematian dan reinkarnasi, yakni “Berenice” dan “Morella”. Cerpen “Berenice” menceritakan tentang seorang pemuda yang menderita monomania dan obsesinya terhadap gigi Berenice, seorang gadis yang ia cintai, yang semakin memburuk kesehatannya. Dan “Morella” menceritakan tentang seorang wanita yang tampak meninggal dan melahirkan seorang anak perempuan yang mirip dengannya.
Sebagai seorang kritikus sastra, Poe mempunyai prinsip untuk fokus pada ketepatan dan struktur bahasa. Ia juga mempunyai kriteria dalam menulis cerita pendeknya, yakni harus punya kronologi lengkap dan terjadi dalam satu hari, di satu tempat.
Puncaknya ada di tahun 1841, saat Poe melahirkan cerita detektif pertama di eranya yang berjudul “The Murders in the Rue Morgue”. Cerita ini adalah tentang seorang pria di Paris bernama Dupin yang memecahkan misteri pembunuhan brutal dua wanita. Menariknya, karya ini menginspirasi Sir Arthur Conan Doyle dalam menciptakan karyanya yang dikenal hingga saat ini, yaitu “Sherlock Holmes”. Ia mengakui bahwa karakter Dupin yang ada di dalam cerita Poe, sangat memengaruhi karyanya. Tokoh Dupin dan Holmes dikenal sebagai detektif jenius yang menggunakan kemampuan deduktif mereka untuk memecahkan misteri dengan menganalisis fakta-fakta kasus.
Lalu, pada tahun 1845, nama Poe melejit berkat karya puisinya yang berjudul “The Raven”. Puisi naratif ini menceritakan perjalanan seorang pria yang putus asa karena kehilangan kekasihnya, Lenore, yang dikunjungi oleh burung gagak misterius yang terus menerus mengucapkan kata “Nevermore”.
Edgar Allan Poe, sastrawan ikonis dalam sejarah Amerika. Ia menciptakan genre sastra baru di eranya, yakni fiksi detektif dengan sentuhan horornya yang khas. Ada 68 cerita pendek, 1 novel dan 60 puisi yang ia buat. Karya-karyanya bisa diakses di situs The Poe Museums.
Padang, 17 Maret 2025