Kala senja meredupkan cahaya,
Aku tenggelam dalam luka tanpa suara.
Seperti angin yang menari di sela dahan,
Rinduku bergema, namun tak bersambutan.
Hati ini penuh retak,
Rintihnya menggema dalam sunyi yang pekat.
Namun aku tahu, di balik malam yang gelap,
Ada janji fajar yang setia menyapa harap.
Kesedihan ini bukan akhir cerita,
Hanya jeda dari lagu kehidupan fana.
Air mata mengalir, membasuh derita,
Menyuburkan ladang iman di dada.
Kupeluk angin yang berbisik lembut,
Mengingatkan bahwa Tuhan tak pernah luput.
Setiap luka adalah jalan menuju cahaya,
Setiap derita membawa hikmah yang tak terduga.
Wahai hati yang lelah berjuang,
Beristirahatlah dalam dzikir dan bayang.
Biar damai hadir tanpa paksaan,
Karena setiap duka adalah bagian dari perjalanan.
Malam ini, kuberikan hatiku kepada Sang Pencipta,
Dengan segala luka, resah, dan pinta.
Karena aku tahu, di tangan-Nya ada ketenangan,
Di sisi-Nya, aku menemukan kebahagiaan.
Air Pacah, 15 Januari 2025