 |
| Oleh: Ainyssa Hafizh (Santri Kelas XI Aliyah) |
Hai Sobat muslimah, masih ingat lebaran Idul Fitri kemarin, di mana warga tiktok sempat digegerkan dengan trend tarian yang disebut sebagai tarian minta THR? Tarian itu pun bukan hanya viral, namun mampu membius warganet dari kalangan Gen-Z maupun ibu-ibu lho.
Sayangnya nih Sob, generasi saat ini tuh seringnya hanya latah meski unfaedah. Padahal ya, setelah ditelusuri tarian dengan gerakan kaki ini kerap dibilang mirip dengan Tarian Hora Bangsa Yahudi. Tarian ini banyak menuai kontroversi dari banyak pihak. Ada yang mengikutinya sebagai ajang hiburan, namun ada juga yang menolak dan mengatakan bahwa tarian ini tidak perlu diikuti. Lantas bagaimana sebaiknya sikap kita sebagai seorang muslim ya, Sob?
Nah, sebagai muslim yang mengaku cinta dengan baginda Rasulullah saw., tentu simple aja ya, Sob. Perbuatan maupun sikap kita cukup meneladani beliau. Artinya apa yang beliau saw. ajarkan, ambilah, sementara apa yang beliau tidak ajarkan tinggalkanlah. Termasuk trend-trend yang akhir-akhir ini sering kali nyeleneh. Lihat, kaji, cari tahu boleh atau tidak kita ikuti. Bukan hanya sekadar lihat, lalu ikut latah, meski berakibat salah kaprah, Sob.
Ingat ya, Sob, jauh 1400 tahun yang lalu, Rasulullah saw. telah berpesan kepada umatnya, termasuk kita semua,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.”
Dari hadis beliau, jelas ya Sob, Rasulullah memgingatkan kita agar kita jangan asla ikut-ikutan perbuatan suatu kaum, sebab kita bisa termasuk golongan mereka. Lantas, mengapa masih banyak orang muslim yang latah ikut trend joget minta THR ini tanpa mencari tahu asal usulnya?
Sobat muslimah, tidak heran ya, saat ini kita hidup dalam gempuran sistem yang tidak islami. Sekularisme nyata-nyata menciptakan sekat yang tinggi antara kehidupan dengan agama. Akibatnya nih, agama tidak diberikan ruang untuk ikut berperan. Generasi muda digiring dengan trend-trend unfaedah atas nama seni maupun FOMO (Fear of Missing Out).
FOMO atau rasa takut ketinggalan dengan apa yang sedang terjadi di sekitarnya membuat generasi muda lupa segalanya. Kondisi di mana seseorang akan merasa kurang update jika dia tidak mengikuti trend yang sedang viral di sekitarnya. Seperti halnya tarian THR ini, sebagian masyarakat juga merasa FOMO dengan trend tarian tersebut, mereka akan merasa kurang update jika tidak mengikuti trend tersebut, naudzubillah ya, Sob…
Sementara nih, Sob, sikap FOMO bisa berdampak negatif jika kita salah menempatkannya. Misal nih, kita merasa FOMO pada teman kita yang pacaran, atau rasa harus mengikuti semua trend joget velocity yang sedang viral. Padahal, Allah Swt. jelas-jelas memerintahkan kita untuk menjauhinya. Tetapi, karena rasa FOMO yang besar, berujung membuat kita turut mendekati maksiat.
Di samping itu, Allah Swt. tidak melarang kita untuk FOMO terhadap hal-hal yang positif. Seperti kita merasa takut tersaingi teman kita yang memiliki banyak hafalan, atau ingin seperti teman kita yang selalu mendapatkan juara, yang dimana sikap FOMO yang seperti itu akan menumbuhkan keinginan pada diri kita untuk ikut berbuat kebaikan yang serupa dengan mereka.
Sobat muslimah, agar kita bisa terhindar dari trend unfaedah dan berbau maksiat, yuk kita bersama membentengi diri kita dari konten-konten negatif di luar sana. Selanjutnya, kita bisa saling berbagi konten yang baik kepada sesama. Sebab, sekecil apapun kebaikan yang kita sebar, insyaAllah akan dihitung sebagai pahala yang besar di sisi Allah kelak, bahkan bisa menjadi aliran pahala meski kelak kita telah tiada.
So… jangan pernah latah mengikuti trend baru yang kita tidak tahu asal usul trend tersebut. Sebab, sikap latah yang gak terarah justru bisa salah kaprah. Next… kita mesti menyaring atau memilah dulu konten yang ada pada social media kita, serta berusaha untuk menyebarkan konten bermanfaat kepada sesama muslim. InsyaAllah semakin kecil keinginan pada diri kita untuk mengikuti trend yang berbau maksiat, dapat mengurangi populasi trend negatif yang melenakan.
Wallahu a’lam bishshawab
