Oleh Evi Dwi Indah Wati
Aktivis Muslimah
Sudan kembali berdarah. Dua jenderal yang dulu sekutu, kini saling membunuh. Rakyat sipil jadi korban, ribuan nyawa melayang, jutaan terusir dari rumah. Namun, di balik semua itu ada permainan besar kekuatan asing yang jarang dibicarakan. Konflik antara Jenderal Abdul Fattah al Burhan (SAF) dan Letjen Mohammad Hamdan Dagalo alias Hemedti (RSF). Bukan sekadar perebutan kursi kekuasaan, keduanya hanyalah pion dalam perang pengaruh antara Amerika dan Sekutunya. Amerika Serikat dan Inggris punya kepentingan besar di Sudan.
Dengan strategi divide at impera adu domba mereka memastikan Sudan tetap lemah dan mudah dikendalikan. Kenapa? Karena ditanah Sudan tersimpan minyak, emas, dan uranium. Sumber daya strategis yang jadi rebutan global.
Posisi Sudan pun vital. Berada di timur laut Afrika, dekat Laut Merah dan jalur perdagangan minyak dunia. Tak heran sejak zaman kolonial Barat terus berlomba menancapkan pengaruhnya. Kini giliran Amerika yang menyingkirkan Inggris secara perlahan. Atasnama "Stabilitas Kekuasaan," Amerika Serikat justru mendukung milisi RSF dan menyusun blok politik bersama Saudi, UEA, dan Mesir. Sementara rakyat Sudan.. Terus menanggung derita ambisi global yang tak berperikemanusiaan.
Tragedi Sudan bukan satu-satunya. Kita sudah menyaksikan hal serupa di Gaza, Suriah, Rohingya, Yaman. Dunia berteriak soal hak asasi manusia tapi diam ketika darah muslim tumpah. Semua ini menegaskan satu kenyataan pahit, umat Islam kehilangan pelindung sejatinya.
Dulu, khilafah menjadi perisai yang menjaga kehormatan umat, kini tanpa itu kita bercerai-berai dan mudah dipecah belah.
Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Imam (khalifah) adalah perisai. Orang berperang di belakangnya dan berlindung dengannya." (HR. Muslim)
Tanpa perisai itu umat menjadi rapuh tak berdaya menghadapi kekuatan dunia. Tidak ada solusi selain jihad fisabilillah. Selama kita menggantungkan nasib pada kekuatan asing dan bukan pada sistem Islam penderitaan ini akan terus berulang dimanapun, kapanpun. Sudah saatnya umat Islam sadar. Solusi sejati tak datang dari Barat. Solusi itu lahir dari persatuan dan kepemimpinan yang bersumber dari Islam itu sendiri yaitu jihad fisabilillah. Namun jihad tidak bisa dilakukan tanpa koordinasi negara. Harus ada komando dari khalifah, pemimpin umat Islam sedunia. Jihad tanpa otoritas negara akan sulit dan berat dilakukan karena itu umat Islam harus bersatu untuk mewujudkan Khilafah Islamiyah. Hanya khilafah yang bisa mengembalikan izzah (kemuliaan) Islam dan kaum muslimin saat ini.
Khilafah termasuk pilar agama Islam yang keberadaannya menjadi jalan syar'i untuk penerapan Islam secara kaffah. Khilafah adalah perisai pelindung umat Islam. Apakah kita siap untuk kembali memiliki perisai itu?Aamiin🤲
#SUDAN#KRISIS SUDAN#KHILAFAH#POLITIK ISLAM#DUNIA ISLAM.
