Oleh Turmini
Aktivis Muslimah
Kasus bunuh diri saat ini sering terdengar, sangatlah menyayat hati karena korbanya bukan hanya melibatkan pada satu korban tetapi sampai melibatkan pada anak yang disayanginyapun menjadi korban. Dilansir dari Media Online RADARBANDUNG. ID,SOREANG - Kasus tragis seorang ibu di Kabupaten Bandung yang diduga meracuni dua anaknya sebelum bunuh diri dinilai sebagai sinyal serius masalah kesehatan mental keluarga.Menurut pengamat sosial dan psikolog Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, peristiwa ini termasuk dalam katagori Maternal Filice-suicide.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Tapi juga dibanyak negara lain. Seorang ibu mengakhiri hidup dengan melibatkan anaknya karena tekanan mental dan kondisi sosial ekonomi yang berat," ujar Devie, Selasa (16/9/2025)
Kasus bunuh diri terus terjadi akibat dari himpitan ekonomi kembali terjadi, warga kampung cai Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung digegerkan dengan tewasnya seorang ibu muda bersama dua anaknya berusia 6 tahun dan 11 bulan dirumah kontrakan, Jum'at September 2025.
Polisi tidak menemukan tindak kekerasan dari luar, sementara pintu dan jendela rumah terkunci rapat dari dalam. Diduga kuat sang ibu lebih dulu menghabiskan nyawa kedua anaknya sebelum mengakhiri hidupnya sendiri. Di lokasi ditemukan surat yang berisi curahan hati korban.Ia menulis sudah tidak sanggup menanggung utang dan tekanan ekonomi dan masalah rumah tangga, serta merasa gagal sebagai istri maupun ibu. Karena keputusasaannya itu ia memilih mengakhiri hidupnya bersama anak-anaknya agar tidak lagi menanggung penderitaan.
Data terbaru organisasi kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan lebih dari satu miliar orang di dunia hidup dengan gangguan kesehatan mental, gangguan kecemasan dan depresi menjadi yang paling umum, sementara bunuh diri disebut WHO sebagai persoalan serius yang perlu mendapat perhatian global. Walaupun bunuh diri yang kian marak terjadi belakangan ini tidak bisa dilihat sebagai kelemahan individu, tekanan hidup yang begitu berat membuat sebagian orang merasa menemui jalan buntu, padahal akar masalahnya justru terletak pada sistem kapitalis yang sedang diterapkan. Sistem ini meniscayakan kesenjangan yakni distribusi kekayaan tidak pernah adil, kekayaan hanya berputar pada kalangan orang kaya, sementara rakyat kecil dipaksa bertahan dengan hidup yang tertekan. Inilah yang melahirkan depresi, putus asa dan pada akhirnya bunuh diri.
Kapitalisme yang berasaskan sekularisme yang menjauhkan keluarga dan masyarakat dari ketakwaan. Hidup hanya dipandang sebagai materi sementara iman dan pemahaman qadha (takdir) makin minim.
Padahal Islam mengajarkan setiap ujian hidup datang dari Allah tidak akan melebihi kemampuan hamba-Nya. Namun karena Islam dipahami sebatas ritual, sehingga masyarakat kehilangan pegangan hakiki yang seharusnya bisa menjadi Penopang menghadapi tekanan hidup.
Diperparah lagi penguasa yang seharusnya menjadi pengurus rakyat justru berubah menjadi pelayan kepentingan investor. Kebijakan yang lahir bukanlah untuk menyejahterakan rakyat melainkan mempermudah akumulasi kapitalis segelintir orang. Rakyat akhirnya dipaksa mandiri mengejar kesejahteraan, keadilan dan keamanan sesuatu yang seharusnya dijamin negara, jadi beban makin menumpuk meninggalkan luka batin yang mendalam, dan ini menunjukan bahwa problem bunuh diri bukan persoalan individu semata melainkan problem sistematik dan kompleks yang lahir dari penerapan kapitalisme. Selama masyarakat masih bertahan dalam sistem ini lingkaran penderitaan dan tragedi bunuh diri tidak akan pernah berhenti.
Jalan keluar sejati hanya ada pada penerapan Islam sebagai sistem kehidupan yang menyeluruh yang bukan hanya memberikan pegangan iman tetapi juga menghadirkan distribusi kekayaan yang adil bagi seluruh rakyat.
Berbeda dengan kondisi saat ini di bawah sistem kapitalisme yang menjerumuskan rakyat pada penderitaan hingga banyak yang memilih bunuh diri.
Islam telah menyediakan solusi nyata melalui penerapan syariat secara kaffah dalam naungan Khilafah Islamiyah. Negara khilafah berdiri diatas aqidah Islam dan menetapkan penguasa sebagai raain atau pengurus rakyat yang bertanggung jawab penuh terhadap urusan umat. Rasulullah saw bersabda, Imam (khalifah/kepala negara) adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawabanya atas rakyat yang diurusnya" (HR. al - Bukhari).
Pengurus umat memastikan terpenuhinya kebutuhan asasiyah rakyat, individu per individu. Negara wajib menciptakan lapangan kerja yang luas dan memadai bagi rakyatnya serta mendorong mereka untuk giat bekerja pertanian, peternakan, jasa maupun industripun akan berkembang pesat karena khilafah menumbuh suburkan sektor riil sebagai bagian realisasi ekonomi.
Negara juga wajib mengelola sumber daya alam sebagaimana perintah syariat, bahwa sumber daya alam milik rakyat yang tidak boleh dikuasai oleh swasta atau asing.
Rasulullah saw bersabda, "Manusia berserikat dalam tiga hal air, padang rumput dan api" (HR Abu Dawud), artinya SDA yang berlimpah harus dikelola oleh negara untuk kepentingan rakyat, dari hasil pengelolaan ini negara mampu menjamin kebutuhan publik seperti pendidikan, kesehatan dan keamanan secara gratis, tanpa membedakan muslim atau non muslim, kaya atau miskin, tua atau muda.
Di bidang pendidikan khilafah akan menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam, Islam tidak hanya diajarkan sebatas ritual melainkan sebagai akidah aqliyah (keyakinan rasional) sekaligus sistem kehidupan yang sempurna.
Pendidikan ini melahirkan generasi beriman, berilmu dan produktif. Yang tidak mudah putus asa menghadapi ujian hidup, mereka justru akan menjadi manusia - manusia yang beramal sholeh untuk meraih keberkahan didunia sekaligus kebahagiaan hakiki diakhirat.
Khilafah juga menutup utang piutang ribawi yang menjerat rakyat karena kesejahteraan telah dijamin negara. Oleh karena itu inilah solusi hakiki, maraknya bunuh diri yakni kembali kepada Islam kaffah dalam naungan khilafah.
Khilafah bukan alternatif melainkan ajaran wajib sebagaimana sholat, Puasa, zakat, selama umat bertahan dengan kapitalisme, penderitaan akan terus berulang, tetapi dengan khilafah inshaallah umat hidup dalam rida Allah, sejahtera didunia dan bahagia di akhirat.
Wallahualam bissawab