Padang - Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, menghadiri Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana Tahun 2025 yang diselenggarakan di Lapangan Imam Bonjol, Selasa (4/11/2025). Apel ini merupakan inisiasi dari Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat (Sumbar).
Apel tersebut melibatkan berbagai unsur, termasuk TNI-Polri, Basarnas, BPBD, Pemadam Kebakaran, Dinas Perhubungan, hingga ASN Pemerintah Kota Padang. Kapolda Sumbar, Irjen Pol Gatot Tri Suryanta, bertindak sebagai inspektur upacara, dihadiri pula oleh unsur Forkopimda Sumbar dan Kota Padang, serta berbagai pemangku kepentingan kebencanaan lainnya.
Dalam amanatnya, Kapolda Sumbar menekankan pentingnya kesiapsiagaan mengingat Sumatera Barat merupakan daerah dengan potensi bencana yang tinggi. Berbagai ancaman seperti gempa bumi, tsunami, banjir, longsor, hingga kebakaran harus diantisipasi melalui edukasi, simulasi, dan pembangunan infrastruktur mitigasi.
"Kita tidak pernah tahu kapan bencana akan terjadi. Oleh karena itu, kesiapan personel, sarana prasarana, dan logistik harus optimal. Penanganan bencana tidak bisa hanya bergantung pada kekuatan individu, tetapi pada sinergi semua pihak sesuai tugas dan fungsinya," tegas Irjen Pol Gatot Tri Suryanta.
Kepala BPBD Sumbar, Era Sukma Munaf, menambahkan bahwa Sumbar dikenal sebagai "etalase bencana" karena posisinya yang berada di pertemuan lempeng tektonik dunia. Ia mengapresiasi langkah-langkah mitigasi yang terus diperkuat oleh pemerintah kabupaten/kota, termasuk Kota Padang, seperti edukasi kebencanaan, pemasangan rambu evakuasi, pembangunan shelter tsunami, dan latihan simulasi berkala.
Usai apel, Wawako Maigus Nasir mengungkapkan langkah konkret Pemko Padang dalam meningkatkan kesiapan masyarakat menghadapi potensi bencana, terutama gempa dan tsunami.
"Besok, 5 November, kita akan melaksanakan Tsunami Drill terbesar di Indonesia. Simulasi ini akan melibatkan sekitar 200 ribu warga di 55 kelurahan dan 8 kecamatan yang berada di wilayah pesisir pantai Kota Padang," ujar Maigus.
Simulasi tersebut akan digelar pada pukul 10.00-11.00 WIB. Saat sirene berbunyi, warga yang berada di zona merah tsunami akan bergerak menuju Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang telah ditetapkan.
"Pada saat kegiatan, warga diminta melakukan evakuasi diri dengan berjalan cepat, tidak perlu berlarian atau menggunakan kendaraan. Kita tentu selalu berdoa semoga Padang selalu terhindar dari segala bentuk bencana. Namun, simulasi ini penting untuk memastikan masyarakat tahu apa yang harus dilakukan ketika kondisi darurat benar-benar terjadi," pungkasnya.
