Padang, – Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) STAI YASTIS Padang Sukses Menggelar Seminar Nasional bertajuk "Membangun Ketahanan Keluarga dan Kesehatan Mental di Era Modern" di Aula Kantor Gubernur Sumatera Barat pada Minggu, (19/10/25).
Acara ini merupakan kolaborasi STAI YASTIS Padang bersama H. Rahmat Saleh, S.Farm., M.IP., anggota DPR RI Komisi IV dalam masa resesnya bersinergi untuk menjawab urgensi kasus ketahanan keluarga dan kesehatan mental di era digital.
Dalam kegiatan ini STAI YASTIS menghadirkan narasumber berkompeten di bidangnya, antara lain:
1. H. Rahmat Saleh, S.Farm., M.IP., Anggota DPR RI periode 2024–2029
2. Dr. H. Sobri, M.A., Ketua STAI-YASTIS Padang
3. dr. Herlin Sridiani, M.Kes., Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat
4. Drs. Mahyuda, M.A., Ketua Pengadilan Agama Padang
Dan di pandu oleh moderator Dr. H.Budiman, S.Ag., MM
H. Rahmat Saleh, S.Farm., M.IP., membuka diskusi dengan penekanan tegas pada fondasi keluarga sebagai pertahanan utama, seraya menyatakan:
“Keluarga adalah benteng utama dalam menjaga stabilitas sosial dan kesehatan mental masyarakat. Di tengah arus globalisasi dan digitalisasi, nilai-nilai keluarga harus diperkuat agar tidak menjadi korban perubahan zaman.” Ungkapnya.
Lebih lanjut Rahmat Saleh menegaskan, "Apabila keluarga rapuh niscaya akan mudah terpapar hal-hal negatif dan dapat dengan cepat merusak mental, kenakalan remaja meningkat, pornografi, begal dan narkoba akan semakin menjadi-jadi. Bila ini terjadi dampaknya secara massal akan terasa bagi kehidupan bermasyarakat."
Pernyataan itu langsung disoroti oleh dr. Herlin Sridiani, M.Kes., yang memperkuat urgensi kolaborasi lintas sektor dengan data lapangan, sambil menambahkan,
“Banyak kasus kriminal ditingkat pelajar dan generasi muda terjadi akibat keluarga yang rentan, bahkan lebih parah lagi perilaku asusila belakangan juga banyak dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya,” Ucapnya.
Ia juga menyoroti meningkatnya kasus gangguan kesehatan mental di kalangan remaja dan keluarga akibat tekanan sosial, pengaruh media sosial terutama di Sumatera Barat serta menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mental secara holistik.
"Gangguan kesehatan mental dikalangan remaja, keluarga terjadi akibat tekanan sosial dan pengaruh media sosial, oleh karna itu kita harus berkolaborasi dalam berbagai lintas sektor untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mental." tuturnya.
Di samping itu Ibu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat ini juga menitikberatkan pentingnya keseimbangan jasmani dan rohani.
"Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 rakyat Indonesia wajib sehat jasmani dan rohaninya. " Pungkasnya.
Dalam catatan data Pengadilan Agama Padang Drs. Mahyuda, M.A. memaparkan tingginya kasus perceraian terjadi karna banyak faktor.
"Dari tahun ke tahun kasus perceraian ini terus meningkat, terjadi dari berbagai faktor penyebab, ada yang mengatakan faktor ekonomi, faktor perselingkuhan, faktor kurangnya pengalaman, dsb, pada kasus perceraian ini yang paling banyak menggugat adalah istri minta cerai"
"Saya berharap kepada semua stakeholder terkait dan seluruh kompenen yg hadir turut bersama-sama melakukan pencegahan dan melakukan terapi terhadap keluarga bermasalah." Pinta Ketua Pengadilan Agama Padang dengan penuh harap.
Menanggapi berbagai kasus ketahanan keluarga dan kesehatan mental khususnya di Sumbar, Dr. H. Sobri, MA menambahkan bahwa:
"Lembaga pendidikan memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai spiritual, moral, dan karakter kepada generasi muda." Terangnya.
![]() |
| Ketua STAI YASTIS Padang Dr. H. Sobri, MA. |
Kegiatan ini turut dihadiri oleh sarjana hukum keluarga, psikolog, akademisi, mahasiswa, serta tokoh masyarakat dan perwakilan lembaga sosial. Kehadiran mereka memperkaya diskusi yang berlangsung dinamis dengan berbagai perspektif dan solusi yang konstruktif.
![]() |
| Kegiatan ini turut dihadiri oleh sarjana hukum keluarga, psikolog, akademisi, mahasiswa, serta tokoh masyarakat dan perwakilan lembaga sosial |
Menariknya, inisiatif dari Dr. Budi sebagai pemandu kegiatan ini mengatakan: "ini menjadi langkah awal terbentuknya wadah kolaboratif yang akan menaungi dan memfasilitasi berbagai upaya penanganan masalah remaja perempuan dan keluarga di Sumatera Barat." Katanya.
Ustadz Sobri mengajak semua Hadirin untuk sepakat melanjutkan Agenda ketahanan keluarga dan kesehatan mental ini menjadi agenda bersama yang memiliki tindak lanjut dalam bentuk asosiasi. Seminar ini diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara lembaga, pemerintah, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan keluarga di era modern—serta menjadi dasar bagi lahirnya berbagai program nyata yang berpihak pada kesejahteraan keluarga Indonesia.
Terakhir Sebagai Penutup, Moderator Dr. Budiman mengatakan pengalaman pribadi dan memberikan contoh dalam upaya menjaga ketahanan keluarga.
"Dalam keluarga, saya sendiri mendidik anak-anak dengan didikan berbasis masjid, terkontrol, dan juga dilakukan pendampingan, walaupun awalnya butuh upaya yang cukup berat, dalam hal ini ketegasan menjadi kunci untuk mengarahkan anak-anak taat beragama, dan ketaatan beragama menjadi landasan kuat untuk ketahanan keluarga." Tutupnya.
(Aniyah)


