![]() |
Oleh: Nurhidayah Humayrah (Pegiat Literasi) |
Kesengsaraan anak Palestina di Gaza begitu memprihatinkan, gencatan senjata membuat anak-anak di Gaza tetap berada di tempat, rasa lapar yang mengungkap tubuh hingga, tinggal tulang-belulang, merupakan hal yang bersejarah (Jakarta, CNBC Indonesia, 23/07/2025).
Laporan mengungkapkan lebih dari 1000 truk bantuan kemanusiaan sengaja di hancurkan oleh pihak Israel. Selain itu, seluruh penduduk di Jalur Gaza kira-kira lebih dari 2,3 juta orang kini terdesak ke ambang batas kelangsungan hidup mereka tak lain karena akibat dari perang, pengepungan, dan kebijakan kelaparan yang disengaja selama lebih dari 21 bulan. Laporan dari dalam Gaza menggambarkan kenyataan yang semakin suram bahwa orang-orang bertahan hidup di Gaza hanya dengan pakan ternak, makan rumput, atau tidak makan apa pun dalam sehari bahkan berhari-hari. (SindoNews, 26/07/2025).
Kelaparan di Gaza
Penderitaan yang dialami oleh Gaza, mengetuk pintu hati nurani kita, dimanah iman kita sebagai hamba Allah, ketika saudara kita di Palestina di bombardir yang tidak menemukan titik penyelesaiannya.
Kekejaman Israel laknatullah alaih terus meluncurkan serangan dengan berlumuran darah warga Gaza, ke mana umat Islam yang bagaikan satu tubuh, dimanah penderitaan warga Gaza adalah penderitaan kita juga.
Kebiadaban Israel terhadap Palestina, yang tidak memiliki rasa kemanusiaan, warga Israel harus menahan kelaparan sampai merenggang nyawa, dimanah hati nurani mereka, dengan menutup pintu-pintu masuk makanan, obat-obatan dan kebutuhan lainnya yang diperlukan oleh Gaza.
Ketidakhentian serangan Israel, harus memberi semangat pada diri kita untuk mencari akar permasalahannya, karena Israel adalah musuh bagi kaum Muslim. Mereka tidak akan pernah ridha melepaskan atau menghentikan penderitaan yang di alami kaum Muslim di Gaza, sampai kita memasuki agamanya.
Seorang anak yang kehilangan ibunya untuk memasak, anak malaikat kecil yang kehilangan orang tuanya, menahan sakit dan kelaparan, karena tidak ada yang bisa di makan, bahkan mereka makan tanah, sisa-sisa makanan di pungut, bagaikan anak kehilangan induknya. Makanan yang di campur dengan narkoba, menambah penderitaan mereka. Seorang ayah meninggal dunia ketika sedang berusaha mengambil logistik untuk keluarganya, demi mendapatkan sekarung tepung mereka harus mempertaruhkan nyawa.
Melihat kondisi ini, muncul pertanyaan di benar kita, dimanah persatuan kaum muslim, yang mana mereka sebagai sesama Muslim itu adalah saudara, para menteri, presiden dan para pejabat begitu bungkam dan berdiam diri melihat penderitaan warga Gaza, seolah mereka tuli terhadap persoalan Gaza, Gaza adalah saudara kita, bagian dari kaum Muslim. Mereka harus di selamatkan.
Adanya penyakit "wahn" yaitu cinta dunia dan takut mati. Mereka lebih mementingkan dunia dibandingkan akhirat, itu karena Kurangnya pemahaman Islam, mereka tidur dengan nyenyak, makan dengan makanan enak, sedangkan Gaza setiap hari harus mendengar bom, menahan kelaparan dan merenggang nyawa.
Begitu pula kita harusnya tidak membeli dan mengonsumsi produk-produk Israel yang menambah kekuatan mereka, seharusnya di hentikan. Namun, sedikit kesadaran kita untuk memboikot produk tersebut.
PBB sebenarnya tidak terbebas dari Amerika Serikat, mereka tidak bisa menyelamatkan warga Gaza dari serangan Israel karena itu bersifat sementara.
Terpecahnya umat Islam beberapa bagian, padahal Rasulullah SAW telah menguasai 3/4 abad dunia, Palestina adalah tanah para nabi, tanah yang suci, tempat pertama kiblat Kita yaitu masjid Al Aqsa, Palestina merupakan saudara kita yang membutuhkan pertolongan.
Bukan hanya sekedar bantuan makanan, obat-obatan serta kebutuhan lainnya dan PBB. Tetapi, membutuhkan perang jihad balik untuk memerangi musuh dan tanggung jawab bersama.
Jadi dalam Islam itu, walaupun harus mengorbankan jiwa dan raga mereka dan harus menahan lapar dan dahaga, mereka tetap akan meninggikan kalimat tauhid, karena mereka diikat dengan akidah yang sangat kokoh yaitu aqidah Islam.
Namun semenjak runtuhnya Daulah Islam atau Khilafah pada tahun 1942 di Turkey, kini banyak negeri Muslim seolah tak tertolong. Seperti Gaza yang saat ini seolah terlantar, padahal Gaza adalah bagian dari kita yakni kaum muslim, yang sama seperti kita butuh makan, minum, obat-obatan, pakaian, anak-anak yang butuh bermain dan sekolah, meraih cita-cita, tapi itu hanya mimpi belaka, faktanya mereka harus terus mendengar bom sangat keras, namun demi mempertahankan akidah mereka dan tanah suci yang di berkahi mereka tetap berada di tempat itu.
Gaza Terabaikan, Khilafah Solusinya
Rasulullah SAW bersabda :
"Perumpamaan kaum mukmin dalam hal kecintaan, kasih sayang dan bahu-membahu sesama merek, bagaikan satu tubuh, bila ada anggota tubuh itu menderita, niscaya anggota tubuh lainnya akan sama-sama merasakan susah tidur dan demam. " (RIwayat Muslim
Telah Allah sampaikan bahwa kaum Muslim itu bersaudara lewat hadist Rasulullah. Oleh karena itu Islam membutuhkan perisai yang bisa menyatukan dan melindungi umat Islam di seluruh penjuru dunia. Perisai itu tak lain adalah sebuah negara yang di atur oleh hukum syariat dalam Islam yang disebut negara Khilafah. Khilafah adalah negara Islam, dimanah di terapkannya hukum-hukum Allah dalam negara. Ketika kita menolong agama Allah, pasti Allah akan menolong kita, menolong Gaza.
Allah SWT berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu" (QS. Muhammad 7).
Mempersiapkan kekuatan militer untuk melawan musuh, berdakwah bukan hanya tugas pak Kyai, tetapi kewajiban Kita semua, dari situlah kejayaan umat akan bersatu dalam naungan Khilafah.
Jihad dan Khilafah adalah solusi tuntas bagi Palestina, menyatukan pemikiran umat Islam dari terkikis pemahaman terhadap sekuler kapitalisme menuju pemahaman Islam menyeluruh, semua hanya akan terwujud jika di terapkannya syariat Islam secara kafah dengan tegaknya Khilafah. Wallahu Allam bissawab