![]() |
Bunda Annisa |
Pernyataan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, kini tengah ramai diperbincangkan. Pasalnya beliau mengungkapkan persetujuannya terhadap ide Trump, Presiden AS, untuk merelokasi warga Gaza ke Indonesia. Prabowo bahkan menyatakan siap menjemput dan menampung 1000 warga Gaza selama proses pembangunan ulang Gaza oleh AS. (beritasatu dot com 9/4/2025)
Pernyataan ini jelas mengundang banyak kontra, tidak hanya dari warga Indonesia sendiri namun juga dari luar negeri. Banyak komentar di sosial media yang memuat pemberitaan ini mengarah pada 'ketundukan' Prabowo kepada Trump. Hal ini terkait kekhawatiran kenaikan tarif import untuk Indonesia. Kemungkinan ini merupakan salah satu cara me-lobi agar tidak mendapat kenaikan tarif secara drastis.
Tidak hanya masyarakat Indonesia, negara-negara lain juga menyayangkan hal ini. Bahkan negara-negara yang tergabung dalam Liga Arab saja, yang notabene berjarak dekat dengan Palestina, menolak keinginan AS dan Israel untuk merelokasi warga gaza. Mereka berpendapat bahwa usulan ini hanya akan memusnahkan harapan kemerdekaan bagi Palestina. Bukan tidak mungkin, bahwa setelah pembangunan ulang di Gaza selesai lalu rakyat Gaza justru tidak diperbolehkan kembali ke tanah airnya.
Lagipula apakah langkah relokasi ini akan efektif? Benarkah warga Gaza bisa kembali kesana setelah Gaza dibangun ulang? Akankah Israel dan AS menepati janji mereka? Terutama apakah warga Gaza sendiri rela direlokasi? Ya, semua jawabannya adalah tidak. Jadi bagaimana solusi nyata yang harus dilakukan?
Usulan ini sungguh tidak bisa dilakukan. Bayangkan jika Indonesia menerima ribuan pengungsi Gaza yang membutuhkan pengobatan, makanan, dan kebutuhan hidup dasar lain di tengah carut marut ekonomi negara saat ini. Pemerintah saja saat ini tengah kekurangan dana untuk kelanjutan kebijakan Makan Siang Gratis, lalu bagaimana nasib anak-anak Gaza kelak disini?!
Selain itu, mendukung usulan ini juga seakan ikut berkontribusi untuk mendukung penuh penjajahan Israel terhadap Palestina. Tidak ada yang tahu rencana busuk sesungguhnya dari Israel dan AS dibalik usulan relokasi ini. Tapi yang jelas dan terbukti bahwa kedua Pemimpin negara ini bukanlah manusia-manusia yang menepati janji. Israel sering mencurangi saat sedang gencatan senjata. Bahkan AS justru mendukung dan melindungi kebiadaban Israel secara penuh. Tidak ada kepastian mengenai pembangunan di Gaza tersebut memang untuk warga Gaza, atau justru relokasi ini adalah bentuk pengusiran halus terhadap pribumi-pribumi Gaza.
Lantas haruskah kita berdiam diri dan menonton saja? Tentu tidak. Daripada merelokasi warganya, jauh lebih bermanfaat jika kita mengirimkan bantuan kesana tanpa cekalan dari pihak musuh Allah. Kita bisa mengirimkan obat-obatan, makanan, dan kebutuhan hidup lain untuk warga Gaza.
Bahkan hal terbaik adalah kita mengirimkan tim medis dan tentara dari negeri ini. Karena sesungguhnya jihad dari seluruh umat Muslim di dunia adalah solusi nyata dan terbaik. Seruan jihad ini tidak hanya berlaku untuk warga palestina saja, seruan ini untuk seluruh umat Muslim tanpa sekat dan batas negara atau bangsa.
Para pemimpin negeri Muslim harus membuka mata untuk melihat kebutuhan dunia ini akan hadirnya kembali kekhilafahan. Khilafah inilah yang akan membangkitkan kembali kekuatan Islam, atas izin Allah SWT, dan menjadi pelindung dan pembela bagi setiap Muslim. Tegaknya syariat Allah di muka bumi akan menjadi Rahmat yang tersebar ke seluruh alam.
Wallahu a'lam bishowwab.