Oleh Risye Kristina Dewi
Komunitas Rindu Surga
Pada hari Jumat lalu tanggal 10 Oktober 2025 Israel dan Hamas kembali genjatan senjata. Mediator dari kesepakatan ini adalah Amerika Serikat, Qatar, Mesir, dan Turki. Pimpinan Hamas yaitu Khalil al-Hayya mengatakan bahwa Amerika Serikat dan mediator lainnya akan memberikan jaminan bahwa perang akan benar-benar berakhir. Dari kesepakatan itu, pihak Israel menyatakan genjatan senjata akan dimulai dalam waktu 24 jam setelah disetujui, sedangkan sandera di Gaza akan dibebaskan dalam waktu 72 jam setelahnya.
Harapan warga Gaza seakan nyata, karena dengan genjatan senjata bantuan kemanusiaan mulai berdatangan memasuki jalur Gaza. Salah satunya dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang melaporkan bahwa 170.000 ton lebih makanan, obat-obatan serta perlengkapan darurat telah menunggu izin untuk masuk ke Gaza. Diketahui sebelumnya warga Gaza telah mengalami blokade bantuan pangan selama berbulan-bulan, hingga mengalami kelaparan akut, serta kematian ratusan warga. Akibat yang demikian akhirnya ribuan penduduk Gaza kembali kedaerahnya masing-masing dengan kondisi rumah mereka yang sudah porak-poranda akibat serangan zionis Israel.
Untuk sementara ini genjatan senjata membuat warga Gaza dapat bernafas lega, namun sesungguhnya belumlah merdeka. Karena terbukti setelah beberapa jam menyatakan genjatan senjata, Israel kembali menyerang Gaza dengan mengakibatkan 30 warga sipil tewas. Selain itu, sudah menjadi tabiat Israel bahwa mereka selalu menghianati perjanjian.
Di sisi lain, solusi yang diberikan atas permasalahan palestina yang telah disepakati oleh semua pihak yaitu two state solution (solusi dua negara) sebetulnya menandakan bahwa palestina masih terjajah. Karena sesungguhnya solusi ini adalah sebuah pelegalan penjajahan atas wilayah Palestina. Alasannya jelas karena seluruh wilayah Palestina termasuk yang ditempati oleh Israel merupakan tanah kaum muslim. Selain itu, tanah Palestina itu merupakan tanah kharaj yang masuk ke dalam kekuasaan Islam lewat penaklukan di era Amirul Mukminin Umar bin al-khathab ra. Maka dari itu, dengan menyetujui solusi dua negara berarti mengakui semua perampasan serta kekejaman yang dilakukan Israel atas palestina.
Para Ulama telah menyepakati bahwa pandangan Islam atas penjajahan Palestina yaitu dengan wajibnya berjihad fii sabilillah untuk mengusir para penjajah. Allah Swt. dalam Firman-Nya: "Perangilah di Jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian." (TQS al-Baqarah [2]:190)
Oleh karena itu, bentuk rasa sayang kita terhadap saudara sesama muslim khususnya di Palestina harus diwujudkan dengan jihad fii Sabilillah bukannya mengakui eksistensi negara zionis.
Maka dari itu, umat saat ini membutuhkan kepemimpinan Islam global yaitu Khilafah Islamiyah yang akan menjaga kehormatan, harta, dan jiwa kita. Dengan kepemimpinan Islam, seluruh umat di dunia akan bersatu dan siap mengibarkan bendera jihad fii sabilillah untuk mengusir para penjajah dari wilayah negeri-negeri kaum muslim khususnya di Palestina saat ini.
Wallahualam bissawab
