Oleh Lafifah
Aktivis Muslimah
Setiap masa pasti di dalamnya Allah ciptakan
generasi yang sesuai dengan jamannya. Generasi terbaik akan lahir ketika mereka
menjalankan kehidupan sesuai dengan fitrahnya sebagai seorang hamba dari Sang Pencipta. Namun fakta yang terjadi saat
ini adalah munculnya kegelisahan generasi.
Media sosial bukanlah hal baru di era sekarang ini. Global Digital Reports dari Data Reportal melaporkan ada 5,25 miliar orang yang aktif di media sosial. Uniknya, perasaan terhubung ini tidak menghilangkan perasaan sepi. Linimasa yang dipenuhi video hiburan dan kisah personal masih membuat banyak pengguna merasa terasing dari dunia nyata.
Fenomena ini menarik perhatian mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Mereka kemudian melakukan riset berjudul "Loneliness in the Crowd: Eksplorasi Literasi Media Digital pada Fenomena Jesepian di TikTok melalui Konfigurasi Kajian Hiperrealitas Audiovisual".
Penelitian ini berhasil lolos dalam seleksi Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) 2025 yang memperoleh pendanaan dari Kemendiktisaintek.
Fifin Anggela Prista, ketua tim riset, mengungkapkan ide penelitian berawal dari pengamatan sehari-hari terhadap kebiasaan Gen-Z yang hampir selalu berselancar di media sosial, khususnya TikTok. Situasi tersebut memunculkan pertanyaan, “Mengapa seseorang bisa begitu aktif di dunia maya, tetapi minim interaksi sosial secara langsung?”
"Setelah berdiskusi dengan anggota tim, kami menyadari pengalaman serupa juga dialami banyak orang di sekitar. Dari riset kecil-kecilan, kami menemukan keterkaitan antara penggunaan media sosial yang berlebihan dengan rasa kesepian, insecure, bahkan masalah kesehatan mental," jelas Fifin dalam laman UMY dikutip dari detik.com, Minggu, 14/9/2025.
Inilah kenyataan kondisi masyarakat di era digital, dan yang paling terdampak adalah Gen Z, mereka lahir ditengah gempuran dunia digital. Seringkali mereka merasa bahwa dunia tidak memperhatikan mereka, bahkan mereka beranggapan bahwa orang terdekat pun tidak seasyik di dunia maya.
Kenyataan dunia digital yang semakin merajalela, dimanfaatkan oleh industri kapitalis untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa melihat dampak buruk yang akan diterima masyarakat (khususnya generasi muda). Adapun dampak buruk yang ditimbulkan dari ketamakan industri kapitas adalah; sikap asosial, masyarakat sulit bergaul di dunia nyata, bahkan hubungan di tengah keluarga pun terasa jauh.
Sikap asosial dan perasaan kesepian akan berdampak buruk dan merugikan umat, terlebih bagi generasi muda yang sebenarnya punya potensi besar untuk menghasilkan karya-karya produktif, justru akan menjadi generasi yang lemah tak berdaya, bahkan kepedulian akan persoalan umat juga tak akan mampu tergambar oleh masyarakat yang terjebak dalam kesepian dirinya.
Maka, bahwasanya harus ada orang-orang yang memiliki kesadaran, bahwa generasi saat ini adalah generasi terbaik dimasanya. Harus ada yang mengarahkan mereka agar menjadi agen perubahan, mengingat kondisi umat saat ini sudah sangat terancam firtrahnya. Penyebabnya karena keserakahan sistem yang saat ini diterapkan yaitu kapitalisme. Taha selanjutnya adalah penyadaran terhadap umat.
Saat ini kita berada di era digital yang seharusnya dijadikan sebagai sarana untuk menjadikan generasi terbaik, yang mampu menyelesaikan persoalan umat dengan kemajuan teknologi, bukan malah menjadi korban penggunaan teknologi yang salah kaprah. Umat juga harus menjadikan Syariat Islam sebagai sandaran di dalam perbuatan sehari-hari.
Ajaran Islam tidak melarang manusia menggunakan teknologi, selama tidak melanggar hukum syara. Bahkan, perkataan Imam Ali karamallahu wajha harus dijadikan pegangan, " Jangan membesarkan anakmu seperti orang tuamu membesarkanmu dahulu, karena mereka lahir di jaman yang berbeda.”
Generasi di era digital harus mampu menguasai digital karena mereka hidup dijamannya. Teknologi harus dijadikan sebagai alat untuk membentuk generasi emas dimasanya.
Generasi emas di era digital akan terwujud manakala ada peran negara yang memiliki kewenangan mengurus dan mengayomi umat, serta memiliki wewenang menerapkan aturan untuk mengatur umat manusia. Aturan tersebut harus berasal dari pencipta manusia itu sendiri, yaitu Allah Swt..
Dialah yang telah menurunkan seperangkat aturan yang paripurna, agar manusia mau tunduk dan patuh pada syariat Islam yang termaktub dalam Al-Quran, as-sunah, ijma' sahabat, dan qiyas syar'i. Agar manusia dan alam semesta merasakan rahmat dari Allah Swt.. Semua itu telah terwujud pada masa Rasulullah saw. dan para sahabat, serta diteruskan oleh para khalifah.
Para Khalifah menerapkan aturan Islam secara Kaffah selama hampir 14 abad lamanya, sehingga mampu mencetak generasi emas sepanjang masa. Yang dapat dirasakan manfaatnya oleh umat manusia dan seluruh alam semesta, Islam menjadi rahmatan lil 'alamin.
Wallahualam bissawab.
.jpeg)
