![]() |
Oleh : Dhea Rahmah Artika, A.Md.Keb ( Praktisi Kesehatan ) |
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Kesehatan berkomitmen akan mempercepat program imunisasi Human Papilloma Virus (HPV). Percepatan itu akan dilaksanakan guna mencegah kasus kanker serviks di masa depan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, dr. Jaya Mualimin, pada pertemuan Sosialisasi dan Persiapan Operasional Imunisasi HPV tingkat provinsi, di Hotel Mercure Samarinda 22 Juli 2025.
Dr. Jaya menambahkan hampir seluruh kasus kanker leher rahim ini disebabkan oleh infeksi virus HPV, dan ditularkan lewat hubungan seksual. Imunisasi HPV inilah yang digadang-gadang menjadi langkah strategis pemerintah dalam mencegah kanker serviks sejak dini. Pemerintah menargetkan 90 persen anak usia 15 tahun mendapatkan imunisasi HPV pada 2030. Namun demikian, pelaksanaan imunisasi HPV tidak bisa berjalan optimal tanpa dukungan lintas sektor. Karena itu, Dinas Kesehatan Kaltim akan turut menggandeng Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, Dinas Kominfo, serta instansi terkait lainnya untuk menyukseskan program ini.
Apa Sumber Masalahnya ?
Kanker serviks merupakan kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim (serviks), bagian bawah rahim yang sempit dan menghubungkan rahim dengan vagina. Kanker ini biasanya berkembang perlahan dan seringkali akan mulai menunjukkan gejala pada stadium lanjut. Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papillomavirus (HPV). Kanker serviks disebabkan infeksi HPV dan ditularkan lewat hubungan seksual. Penyakit ini menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi bagi perempuan di Indonesia.
Cukupkah hanya dengan melakukan imunisasi HPV? Bukankah dengan masif nya pemberian imunisasi ini justru hanya akan menumbuh suburkan pergaulan bebas dikalangan remaja tanpa ada rasa khawatir terjangkit virus serta merasa aman dari ancaman kanker serviks.
Sampai dengan hari ini sistem yang mengatur kehidupan dunia adalah ideologi kapitalisme. Dimana ideologi ini merupakan ide dasar yang berpijak pada keuntungan materi dengan asasnya yang sekuler. Asas dimana aturan kehidupan dipaksa terpisah dengan aturan agama. Ideologi kapitalisme tidak pernah solutif dalam menangani masalah penyakit mematikan ini justru cenderung mendukung untuk menumbuhsuburkan kemaksiatan karena tidak pernah menyentuh akar masalahnya. Dimana sudah menjadi opini umum bahwa akar masalah dari tingginya kasus kanker serviks yang disebabkan virus HPV adalah pergaulan bebas. Yang membuat orang dengan mudah berganti pasangan seksual. Ditambah lagi sekulerisme dan asas kebebasan semakin mendukung dan menormalisasi fenomena tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa pemberian vaksin HPV bukanlah solusi utama, tanpa ada upaya menghentikan dan mencegah terlebih dahulu aktivitas pergaulan bebas pada remaja nya.
Saat ini Negara terang-terangan berlepas tangan dari tugasnya untuk mencegah adanya pergaulan bebas, karena tersandera dengan demokrasi yang menjadi penjamin kebebasan termasuk kebebasan bergaul, bertindak dan berperilaku. Persoalan atas kanker serviks ini tidak akan tuntas hanya dengan percepatan imunisasi. Seharusnya menghilangkan penyebab kanker serviks dan menghapus kehidupan kapitalisme sekuler liberal inilah solusi atas biang kerusakan.
Islam Mengatur Pergaulan
Islam mengatur seluruh sendi-sendi kehidupan, terlebih lagi dalam hal pencegahan suburnya pergaulan bebas dikalangan remaja. Seluruh sektor yang berpengaruh terhadap upaya pencegahan kanker serviks ini akan diatur seluruhnya oleh sistem terstruktur dalam Islam.
Dalam Islam pergaulan antara laki-laki dan perempuan akan memiliki aturan yang jelas. Prinsip nya adalah terpisah. Dimana dalam kehidupan khusus aktivitas antara keduanya akan dipisahkan tidak bercampur baur, serta adanya larangan ikhtilat. Namun dalam beberapa hal seperti aktivitas muamalah, pendidikan dan kesehatan diperbolehkan adanya interaksi seperlunya sesuai kebutuhan.
Dalam Islam, terdapat tindakan preventif untuk mencegah penyakit menular seksual, yakni ketakwaan individu, kontrol masyarakat, dan penerapan syariah oleh Negara. Setiap muslim dengan akidah yang kuat akan membentuk status takwa individu yang kuat. Mereka akan selalu mengingat adanya pengawasan dari Allah SWT sehingga selalu hadir rasa takut apabila melakukan hal-hal yang sudah jelas dilarang oleh Agama. Kemudian adanya kontrol dari lingkungan masyarakat, saling menegur apabila terjadi penyimpangan, dan saling menasehati dalam kebaikan, serta tidak akan pernah membiarkan kemaksiatan terus terjadi dan ternormalisasi. Ditambah lagi Negara akan memiliki aturan tersistem baik dalam hal kesehatan yang sifatnya preventif dimana pencegahan menjadi titik perhatian utama.
Wallahua’lam Bissawab