Guru Honorer VS Pejabat Negara




Oleh Noor An Nahdah 

Ibu dan Penggiat Literasi


Baru-baru ini muncul podcast dari seorang seniman musik ibukota. Yang melakukan wawancara dengan artis yang notabene adalah mantan seorang wakil Bupati. Artis tersebut menceritakan menjadi pejabat dengan pendapatan yang fantastis. Selain juga fasilitas yang wow, membuat kita makin melongo. Gaji cuma di angka 5 juta rupiah, tapi tunjangan lebih dari seratus juta. Jadi dalam sebulan pendapatan bersih berkisar 150 juta rupiah bersih. Rumah, mobil 3 buah, bebas bayar listrik, bensin dan makan semua di reimburse oleh keuangan daerah. 

Fantastis bukan? Lantas dengan gaji dan fasilitas yang sebesar itu, pekerjaan apa yang dilakukannya? 

Yang membuat makin melongo, tidak ada pekerjaan apapun yang dilakukan. Atau kalau istilah keren sekarang ‘’makan gaji buta’’. Karena ada dan tidak nya pejabat tersebut, tidak berpengaruh apapun. 

Apa kabar dengan guru honorer di negeri ini? Yang mereka telah bekerja keras untuk mencerdaskan anak bangsa.

Belum lagi mereka yang berada di pelosok-pelosok negeri. Berangkat dan pulang dari tempat mengajar harus berjuang dengan jalan yang jelek, hujan, jarak tempuh dan lain sebagainya.

Fasilitas apa yang telah pahlawan tanpa tanda jasa itu dapatkan? Gaji sebesar berapa yang telah mereka terima? 

Rata-rata guru honorer hanya mendapatkan gaji 150 ribu rupiah sampai 300 ribu rupiah.

Kenapa bukan 150 juta rupiah, ironis bukan?

Beginilah kondisi negeri kita saat ini, miris sungguh miris sekali. Mereka yang telah berjuang mencerdaskan negeri ini tanpa gaji yang pantas. Namun pejabat yang santai-santai, mendapatkan gaji dan tunjangan yang fantastis. Negeri yang tidak mengenal syariat Islam, negeri yang telah jauh dari keberkahan. Marilah sejenak kita tengok bagaimana dengan kondisi ahli ilmu dan guru di masa kejayaan Islam.

Pada masa khalifah Al-Maknun dari Dinasti Abbasiyah adalah khalifah yang dikenal memberikan hadiah berupa emas. Seberat buku yang diterjemahkan, sebagai apresiasi bagi para ahli ilmu.

Hal ini menunjukkan betapa tingginya arti ilmu pengetahuan pada masa itu, dan pejabat tinggi

sangat mengapresiasi itu. Maka pada masa itu dikenal sebagai masa keemasan, bukan masa kecemasan seperti saat ini. Karena begitu tingginya mereka menghargai ilmu dan ahli ilmu.

Jangan ditanya lagi kesejahteraan para guru yang dijamin oleh negara. Guru mendapatkan kemuliaan dan sangat dihormati, guru mendapatkan perlindungan dan kehidupan yang sangat baik. Perlindungan sosial termasuk jaminan kesehatan dan keamanan. Guru dianggap sebagai penjaga ilmu pengetahuan, pembimbing moral, spiritual dan intelektual. Ketika guru dimuliakan dan disejahterakan kehidupannya, maka mereka hanya fokus pada ilmu  pengetahuan dan mengajar. 

Masih ingat lagu ‘’kita bisa pandai dibimbing pak guru, kita bisa pintar dibimbing bu guru’’. Itu sebuah fakta. Ketika negara ingin  maju dan mencapai masa keemasan nya, pandaikanlah anak bangsa. Supaya ilmu berkah dan menjadikan nikmat dunia-akhirat, sejahterakan gurunya. Namun apa yang terjadi saat ini, negara tidak lagi memperhatikan kesejahteraan para guru.

Negara tidak lagi mempunyai kepedulian untuk anak bangsa supaya pandai. Bahkan negara seperti ingin membodohkan rakyat supaya mudah untuk dibodohi dan dikuasai. Para pejabat negara telah abai pada kewajiban mereka untuk mencerdaskan anak bangsa.

Terjadi kebalikan dengan kehidupan para pejabat negara di masa kejayaan Islam. Pada masa itu pejabat hidup dengan kesederhanaan dan penuh dengan ketaqwaan. Mereka hanya berfokus pada kesejahteraan rakyat. Bukan menimbun harta untuk kesenangan pribadi, tidak ada bunker untuk menyimpan uang, dan tidak ada korupsi.

Semua takut akan azab Allah dan pertanggung jawaban di akhirat kelak. Mereka memprioritaskan keadilan, kejujuran, dan transparansi dalam menjalankan pemerintahan. Pemimpin negara pun hidup dalam kesederhanaan dan kezuhudan jauh dari kata mewah. Dan tidak kalah penting penunjukan pejabat pun berdasarkan kualitas dan kemampuan,  bukan dari faktor kekerabatan atau kepentingan pribadi. Dengan begitu masa kejayaan dan keemasan diraih oleh kaum muslimin kala itu. Karena mereka hanya berpegang teguh pada syariat Islam. Mereka berpegang teguh pada perintah dan larangan Allah  yang tertuang dalam Al-Qur’an. Mereka taat akan perintah Rasulullah yaitu berupa hadis.

Ketika negara ingin mencapai kemakmurannya tidak lain dan tidak bukan, yaitu tegakkan syariat Allah. Islam adalah solusinya, karena aturan Islam sungguh sangat gamblang mengatur semua itu. Negara yang maju adalah ketika rakyatnya pandai, kritis dan berpikir positif dengan ilmu pengetahuan yang bersumber dari Allah. Jika guru sejahtera maka bangsa akan merdeka dari kebodohan. Dan terbebas dari penjajahan, baik penjajahan secara fisik maupun pemikiran.

Wallahualam bishawab.

Nama

50 Kota,1,Artikel,38,Bahan Ajar PAI Kelas 7,2,Balikpapan,1,Banjarmasin,1,Baznas,1,BIM,2,BNNP,4,Cerpen,2,Dharmasraya,1,DPRD Bukittinggi,7,Film,2,Hiburan,1,Internasional,11,Jakarta,4,Jakarta Selatan,1,KAI,53,Kalimantan Timur,1,Kampus,18,Kejati Sumbar,15,Kesehatan,8,KJI,2,Komedi,1,Koperasi,2,Kota Padang,75,Kuliner,2,Lampung,1,Lifestyle,2,Malaysia,1,Nasional,97,Natuna,1,Olahraga,1,Opini,231,Otomotif,1,Padang,6,Padang Pariaman,8,Panggil Aku Ayah,1,Papua,2,Pariaman,5,Pasaman,1,Pasaman Barat,1,Payakumbuh,2,Pekanbaru,11,Pemkab Solok,4,Pemko Padang,16,Pendidikan,11,Peristiwa,2,Perumda Air Minum,1,Pesisir Selatan,4,PLN,10,Polda,1,Polda Sumbar,57,Polresta Padang,1,Polri,63,Puisi,13,Riau,4,Sawahlunto,2,Sijunjung,1,Smartphone,2,Sulawesi Tengah,1,Sumatera Bagian Tengah,1,Sumatera Selatan,1,Sumbar,310,Teknologi,2,Telkom,1,Tips,5,TNI,94,UNAND,4,UNP,7,Visinema Studios & CJ ENM,1,Wisata,4,Yastis,3,
ltr
item
Media Sumbar: Guru Honorer VS Pejabat Negara
Guru Honorer VS Pejabat Negara
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiREHEdE2ksGLmxov2qdID8k3oQ0XM2iBU_7RQh2RUbnRLlcOnnYPTSxYlP_lQyvRjDDP40LAbbHKESBym0pWysokcI0h4G3pI4yXII0-75n-PSAqI7ZLu7ffR8CsuVV6X8aWgBjIzTAqWmsi5ZEaeVStSz0qtLgxL2JqOaUtH5fD43Gs19lrGY2S-CpOgt/s320/WhatsApp%20Image%202025-07-29%20at%2011.37.38%20(1).jpeg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiREHEdE2ksGLmxov2qdID8k3oQ0XM2iBU_7RQh2RUbnRLlcOnnYPTSxYlP_lQyvRjDDP40LAbbHKESBym0pWysokcI0h4G3pI4yXII0-75n-PSAqI7ZLu7ffR8CsuVV6X8aWgBjIzTAqWmsi5ZEaeVStSz0qtLgxL2JqOaUtH5fD43Gs19lrGY2S-CpOgt/s72-c/WhatsApp%20Image%202025-07-29%20at%2011.37.38%20(1).jpeg
Media Sumbar
https://www.mediasumbar.net/2025/08/guru-honorer-vs-pejabat-negara.html
https://www.mediasumbar.net/
https://www.mediasumbar.net/
https://www.mediasumbar.net/2025/08/guru-honorer-vs-pejabat-negara.html
true
7463688317406537976
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content