Oleh Rani HS
Muslimah Rindu Jannah
Sejak pecahnya konflik antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023, korban rakyat sipil Palestina makin memprihatinkan. Bahkan tercatat sampai saat ini jumlahnya sekitar 56.412rb korban syuhada. Sumber berita CNBC Indonesia menyebutkan, jumlah korban tewas Palestina di jalur Gaza meningkat menjadi 56.412 orang dengan 133.054 orang lainnya terluka. Dalam 24 jam terakhir serangan Israel merenggut 8 nyawa warga Palestina dan menyebabkan 422 orang lainnya terluka (cnbcindonesia, 20/06/25).
Nyawa seorang muslim seolah tak lagi berharga. Sampai saat ini umat Islam sedunia belum memberikan apresiasi yang sangat berarti untuk rakyat Palestina. Hanya sekadar bantuan yang bersifat sementara dan tidak menyeluruh. Hal ini dikarenakan umat Islam masih meyakini bahwa solusi dua negara adalah jalan satu-satunya untuk mengakhiri peperangan.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dilaporkan telah menyepakati kesepakatan rencana untuk mengakhiri perang di Gaza. Seperti dilaporkan Israel Hayom (Republika, 26/6/25). Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyepakati rencana genjatan senjata di gaza yang akan diterapkan dalam tempo dua pekan ke depan.
Sudah dijelaskan berulang kali dalam hal ini, gencatan senjata tidak akan pernah memberikan solusi apapun terhadap rakyat Palestina. Bahkan tidak ada perkembangan yang signifikan. Malah korban rakyat sipil makin menjadi-jadi. Tipu muslihat dari kaum kafir sungguh licik dan membutakan mata hati para pemimpin negeri muslim.
Islam sudah memberikan solusi yang paripurna bahwa kemerdekaan rakyat Palestina hanya bisa dicapai dengan jihad dan khilafah, tidak dengan yang lainnya. Keyakinan ini betul-betul harus diperjuangkan di tengah-tengah umat yang minim akan kesadaran jihad dan khilafah. Salah satu penyebabnya adalah karena umat Islam saat ini masih dihinggapi cinta dunia dan takut mati.
حُبُّ الدُّنْيَا وَ كَرَاهِيَةُ المَوُتْ
Makanya mendengar kata-kata jihad dan khilafah masih asing di kalangan umat Islam saat ini.
Ada 3 alasan mengapa solusi pembebasan Palestina hanya bisa dilakukan dengan jihad fii sabilillah, yaitu :
1. Islam telah mengharamkan berdamai dan bersahabat dengan entitas kafir harbi, apapun bentuk perdamaiannya. Apalagi solusi dua negara yang ditawarkan Barat adalah Haram.
Allah SWT berfirman :
إِنَّمَا يَنْهَى كُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِينَ قاَتَلُوْكُمْ فِي الدِّيْنِ وَ أخْرَجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوهُمْ وَ مَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُوْلٓئِكَ هُمُ الظَّالِمُوْنَ
Sungguh Allah telah melarang kalian menjadikan sebagai kawan kalian orang-orang yang memerangi kalian karena agama, mengusir kalian dari negeri kalia, dan membantu (orang lain) untuk mengusir kalian. Siapa saja yang menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah kaum yang zalim.(Q.S AL-Mumtahanah ayat:9).
2. Berbagai perundingan yang dilakukan negara-negara Barat, termasuk PBB, dengan otoritas Palestina dan kaum Yahudi penjajah tidak memberikan keuntungan apa-apa bagi warga Palestina.
3. Syariah Islam telah mewajibkan jihad fii sabilillah atas kaum Muslim ketika mereka diperangi musuh.
Allah SWT berfirman:
فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ.
Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah dia seimbang dengan serangannya terhadap kalian. (Q.S.Al-Baqarah:194)
Karena melihat realistis politik hari ini, tidak mungkin kaum muslim mengharapkan pihak lain, termasuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk menolong mereka. Justru PBB juga terlibat dalam kelahiran dan pengakuan negara Yahudi tersebut.
Khilafah berdiri untuk melindungi tanah yang Allah berkahi. Khilafah akan mengusir para penjajah dari Dunia Islam. Khilafah Islamiyah adalah wajib dan vital bagi kaum Muslim karena ia akan menjadi pelindung umat. Dengan khilafah harta, darah dan jiwa umat tidak akan tumpah sia-sia.
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai umat muslim saat ini, untuk membumikan lagi di tengah-tengah umat akan hadirnya khilafah yang sudah lama dinanti. Dan menjadi Bisyaroh akan kedatangannya yang telah dijanjikan Rasulullah.
Wallaahualam bissawab