![]() |
Fahrezi Ahmad Riyan, Nurdhiya Syaffia, Febbyola, Griselda Ompusunggu |
Penggunaan media sosial dizaman sekarang tidak lepas dalam aktifitas sehari hari semua kalangan umur diseluruh dunia. Perkembangan teknologi informasi memudahkan kita dalam mendapatkan informasi. Namun hal ini juga menimbulkan dampak-dampak negatif salah satunya konten pornografi. Konten pornografi yang diperoleh dapat berdampak pada penyimpangan orientasi seksual yang umumnya terjadi pada remaja.
Perkembangan teknologi informasi sangat berkembang pesat dizaman ini, mempermudah bagi orang orang yang mau menggali informasi. Menurut data lebih dari setengah populasi dunia aktif menggunakan media sosial tepatnya 62.3% dari total populasi manusia pada tahun 2024 lebih tepatnya 5.04 miliar orang aktif dalam menggunakan media sosial. Dilingkup Unand sendiri dari riset yang telah dilakukan hampir semua mahasiswa aktif menggunakan media sosial. Hal ini menunjukan bahwa media sosial tidak lepas dari aktifitas sehari hari seorang remaja.
Dibalik dampak postifnya, sosial media menjadi salah satu faktor penyebab penyimpangan orientasi seksual dikarenakan konsumsi video pornografi. Menurut hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada mahasiswa Unand, Umumnya remaja yang sering melihat konten pornografi dapat berdampak pada orientasi seksual menyimpang, gangguan mental, dan kecanduan terhadap konten dewasa. Disorientasi seksual tidak hanya berdampak pada psikologis saja namun juga berdampak pada saat sosialisasi karena orang orang cenderung menjauhi seseorang yang memilki orientasi seksual sesama jenis.
Menurut para ahli upaya yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan orang yang mengidap disorientai seksual sejauh ini tidak ada. Namun untuk kasus disorientasi seksual melalui media sosial ini kita dapat mencegahnya dengan cara membatasi atau bahkan bisa memblokir konten konten yang berbau pornografi. Selain itu pemerintah juga ikut andil dalam memberantas konten konten pornografi dan memperketat regulasi dengan platform media sosial. Sebagai remaja kita dapat mengikuti edukasi atau seminar tentang media sosial dan melakukan kegiatan positif untuk lingkungan.
Media sosial memberi dampak yang sangat significant dalam mengakses informasi, namun juga membawa dampak negative, seperti penyimpangan orientasi seksual akibat menonton konten dewasa, khususnya pada remaja. Disorientasi seksual dapat menyerang kondisi psikologis dan hubungan sosial. Walaupun belum ada cara untuk menyembuhkanya yang pasti, kitab isa mencegahnya dengan cara membatasi akses konten pornografi, memperketat regulasi media sosial serta mengikuti edukasi tentang media sosial. Peran aktif semua pihak sangat diperlukan agar media sosial tidak memberi dampak negatif bagi penggunanya.