![]() |
Oleh: Rismawati Aisyacheng (Pegiat Literasi) |
Dentuman bom dari Negara Israel yang mengarah pada Gaza di Palestina bukanlah hal baru. Melainkan hal ini telah terjadi selama beberapa tahun lamanya. Namun hingga kini serangan demi serangan masih terus menghantui masyarakat Palestina, tak kenal malam ataupun siang bahkan tak kenal hari biasa ataupun hari perayaan, Israel tetap saja terus menghujani daerah Palestina dengan rudal-rudal mereka. Sebagaimana yang baru-baru terjadi, saat seluruh umat Islam sedang merayakan hari perayaannya yaitu hari raya Idul Adha, anak-anak Muslim Palestina bersama dengan masyarakat lainnya justru tak mampu merayakan hari itu, disebabkan kekejaman Israel yang menghujani mereka dengan bom dan peluru-peluru senjata milik mereka. Sehingga masyarakat Palestina harus merasakan kepedihan di hari raya Idul Adha tahun ini, karena mereka ada yang harus kehilangan anggota keluarganya dan juga ada yang harus merasakan sakit karena luka-luka akibat dari bom yang dikirim Israel pada mereka.
Sebagaimana yang di lansir oleh beritasatu.com (07/06/25) bahwa sekitar 17 orang warga Palestina dilaporkan meninggal dunia pada penyerangan tersebut di hari Sabtu dini hari waktu setempat, hal ini bertepatan dengan hari kedua perayaan Iduladha, kematian mereka adalah imbas dari serangan udara dan tembakan militer Israel di wilayah selatan Jalur Gaza, terutama di bagian Khan Younis dan Rafah tempat kaum Muslim banyak berkumpul.
Setidaknya ada sebanyak 12 orang yang termasuk 4 anggota keluarga yang meninggal serta 40 orang lebih yang mengalami luka-luka setalah pasukan Israel melakukan penyerangan yang menargetkan tenda-tenda para pengungsi yang posisinya berada di wilayah bagian barat Khan Younis Palestina.
Adapun data yang telah di kumpulkan oleh kantor berita Anadolu dari berbagai sumber terpercaya dari Palestina mengungkap bahwa sejak tanggal 27 Mei 2025 lalu ternyata korban jiwa yang tewas telah mencapai 115 orang akibat dari serangan para tentara Israel ketika warga Palestina sedang berusaha mengakses bantuan kemanusiaan.
Selain itu, 580 lebih orang Gaza tercatat mengalami luka-luka saat mereka sedang memperoleh bantuan kemanusiaan dan 9 orang masih di nyatakan hilang sampai saat ini.
Serangan Israel bukan hanya terjadi pada hari kedua Iduladha melainkan juga telah terjadi di hari Jum’at (6/6/25), dimanah itu adalah hari pertama Iduladha, namun warga Palestina justru mendapatkan serangan udara dan tembakan dari Israel di berbagai wilayah Gaza yang menyebabkan 33 warga Palestina kehilangan nyawa pada hari pertama Iduladha.
Oleh karena itu, di kabarkan bahwa perayaan Iduladha tahun ini menjadi yang keempat bagi warga Gaza Palestina sejak dimulainya operasi militer Israel, yang disebut-sebut sebagai upaya genosida dan telah merenggut hampir 54.700 jiwa orang-orang Palestina.
Nah, selain menyebabkan banyaknya korban jiwa yang berjatuhan, agresi militer Israel juga menyebabkan krisis kelaparan pada warga Palestina serta membuat Jalur Gaza nyaris tak lagi layak untuk dihuni akibat serangan-serangan rudal Israel yang membabi buta.
Namun, walaupun telah banyak korban jiwa yang berjatuhan, faktanya hingga hari ini warga Palestina masih menjadi sasaran genosida para penjajah Zionis Israel, bahkan bayi-bayi yang masih merah yang tak memiliki dosa juga ikut serta menjadi sasaran para Zionis itu. Selain penyerangan yang membabi buta kepada Palestina, zionis Israel juga menjadikan kelaparan sebagai senjata mereka untuk membunuh secara pelan-pelan anak-anak atau generasi Palestina. Sehingga di hari perayaan umat Islam yaitu hari raya Iduladha serangan Zionis pun tak berkurang sedikit pun.
Mirisnya, negara-negara besar dunia diam seribu bahasa menyaksikan kebrutalan Zionis terhadap kaum Muslim di Palestina. Bahkan para Penguasa muslim di dunia hanya banyak beretorika tanpa tindakan yang nyata, seperti mengirimkan pasukan militer untuk mengusir penjajah Di Palestina. Mereka hanya terdiam meski rasa kemanusiaan terkoyak. Padahal menolong kaum Muslim lainnya adalah kewajiban dan seharusnya rasa itu muncul sebab itu adalah rasa sebagai fitrahnya manusia untuk menolong sesamanya, apalagi pada bayi-bayi lemah tak berdosa itu.
Menyaksikan hal ini sama saja kita sedang menyaksikan hilangnya sifat dasar pada diri manusia yaitu sifat kemanusiaan, dan ini adalah buah dari sistem kapitalisme yang menyanjung nilai materi semata. Sehingga kekejaman yang begitu dahsyat tak mengusik hati Nurani para pemimpin muslim yang menyaksikannya.
Ide Nasionalisme yang lahir dari Barat pun menghalangi untuk bersikap adil pada kaum muslim Palestina. Hingga tak ada satu penguasa negeri muslim pun yang berani membebaskannya dengan kekuatan senjata mereka, walaupun umat muslim dan para ulama sudah menyerukan jihad untuk negara Palestina. Namun, begitulah adanya jika kita masih berada dalam sistem kapitalisme yang sengaja menjauhkan agama dalam kehidupan manusia. Maka perlu di ketahui bahwa seruan Jihad tak mungkin terwujud tanpa adanya seruan dari negara. Dan model negara hari ini tak mungkin menyerukan jihad, apalagi mereka justru bergandengan tangan dengan penjajah Zionis si laknatullah.
Seruan jihad hanya akan terjadi jika yang menyerukan itu adalah seorang pemimpin dan itu hanya bisa terjadi pada sistem Islam dalam kepemimpinan Daulah Islam (Khilafah) . Karenanya, umat harus berjuang menegakkan Khilafah.
Oleh karena itu, upaya untuk menegakkan Daulah Islam (Khilafah) membutuhkan dakwah ideologis dalam kepemimpinan jamaah yang di dalamnya konsisten menyerukan tegaknya Daulah Islam di tengah-tengah umat hari ini. Kemudian para jamaah dakwah ideologis ini harus membangun kesadaran umat, dan menunjukkan jalan kemuliaan untuk umat. Maka sudah saatnya umat menjawab seruan jamaah dakwah tersebut dan ikut berjuang bersama mereka menjemput nashrullah. Sebab kewajiban kaum Muslim adalah menolong saudaranya yang sedang terdzolimi dengan jalan jihad.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Taubah yang artinya “Dan berjihadlah dengan harta dan jiwa kalian di jalan Allah.” (QS. At-Taubah:41
Selain itu, Rasulullah ï·º juga memerintahkan kaum muslimin untuk membantu saudara sesama muslim yang terdzolimi. Dalam sabda beliau mengatakan bahwa; “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, maka ia tidak mendzaliminya dan juga tidak membiarkannya ter sakiti atau terdzolimi.” (HR. al-Bukhari).
Ayat dan hadis di atas menjadi landasan kita umat muslim untuk berjuang dalam kebebasan saudara kita di Palestina. Oleh karena itu, sudah saatnya kita memahami bahwa tiada lain selain Daulah Islam (Khilafah) yang mampu menyuarakan jihad untuk negara Palestina. Wallahu alam bissawab