Oleh Heni Ummu Faiz
Ibu Pemerhati Umat
Program Makan Gizi Gratis digadang-gadang merupakan janji kampanye nyatanya banyak menuai pro kontra di tengah masyarakat. Bahkan dalam perjalanannya telah menelan korban. Dikutip dari tirto.id-sejumlah pelajar SD, SMP serta guru diduga mengalami keracunan di sekolah Bosowa Bina Insani, Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor sebanyak 36 orang.
Banyaknya kasus keracunan program MBG nyatanya dianggap lebih kecil dibandingkan angka penerima manfaatnya.
Sebagaimana dikutip dari TEMPO.CO, Jakarta (23/05/2026) bahwa presentasi keracunan lebih kecil dibandingkan angka penerima manfaat yang hampir menembus 3 juta orang. Menurut Presiden Prabowo mengklaim angka keracunan dibawah 200 orang.
Kasus demi kasus bermunculan di berbagai wilayah seperti di daerah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, pada 16 Januari 2025. Menelan korban sebanyak 59 siswa dari SDN 03 dan SMAN 02 Nunukan Selatan mengalami mual dan diare usai menyantap ayam kecap.
Program MBG merupakan janji kampanye pemerintah dan dijadikan solusi untuk mengatasi stunting. Namun, diperjananannya banyak menuai proyek kontra. Hal tersebut karena makanan yang diberikan justru berujung dengan keracunan. Bukan hanya itu banyak sekolah yang belum mendapatkan dan ini pula menimbulkan kecemburuan sosial. Pada akhirnya program ini telah menimbulkan petaka. Sementara rakyat terus menerus menjadi korban sekalipun klaim pemerintah kasus keracunan sedikit. Di sisi lain banyak juga para pengelola MBG yang harus rela menalangi bahan-bahan baku MBG ataupun yang belum dibayar. Hal tersebut terjadi di daerah Kalibata dikutip dari tempo.com, 21/04/2025.
Kondisi ini seharusnya menjadi PR besar agar segera diselesaikan secara tuntas, jangan lagi rakyat dijadikan korban terus menerus. Sementara di sisi lain para pejabat terus memeras rakyat. Bahkan korupsi merajalela dari pusat hingga daerah, tentu hal ini sangat memprihatinkan dan tak boleh dibiarkan.
Program MBG seolah-olah dipaksakan di tengah polemik ekonomi yang kian karut marut. Seharusnya pemerintah fokus memberikan pendidikan, kesehatan gratis, lapangan pekerjaan yang banyak dengan gaji yang layak serta kebutuhan hidup terpenuhi. Maka sebenarnya dengan pemenuhan itu saja tentu generasi kita, nutrisi dan gizinya akan terpenuhi secara maksimal. Dikemudian hari tidak ada lagi yang mengalami gizi buruk, stunting dan masalah kesehatan lainnya.
Ironisnya justru program MBG ini telah dimanfaatkan oleh sebagian oknum untuk mengeruk keuntungan (korupsi). Dikutip dari TEMPO.CO(20/4/2025) bahwa anggaran untuk MBG 2,3 triliun sudah dicairkan hingga 29 April. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.
Namun rasanya, mengharapkan kesejahteraan hidup, gizi seimbang dan terbebas dari penguasa yang tak amanah sungguh sulit di sistem rusak yang bernama sekuler kapitalisme.
Polemik MBG Akibat Penerapan Kapitalisme Sekuler
Akibat penerapan sistem sekuler kapitalis telah membuka peluang yang lebar untuk dikorupsi. Hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi pejabat yang tidak amanah. Salah satunya dalam program MBG.
Sebenarnya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tidak ada keuntungan sama sekali kepada rakyat. Di sisi lain rakyat dituntut paksa, diperas untuk menggaji para penguasa lewat pajak. Namun, timbal balik penguasa justru berlawanan mereka hanya menuntut hak kepada rakyat sedangkan kewajiban mereka tidak terlaksana.
Jika tujuan MBG ingin memperbaiki gizi masyarakat dan meningkatkan kualitas generasi seharusnya penguasa fokus menjamin kebutuhan hidup masyarakat secara layak dan murah. Karena dengan pemenuhan kebutuhan hidup secara murah dan mudah melahirkan generasi yang sehat, berkualitas suatu keniscayaan.
Islam Solusi Terbaik
Islam hadir dalam menyelesaikan setiap problematika umat menuntaskan hingga ke akarnya dan memberi keadilan. Islam dalam segala hal diatur agar membawa kemaslahatan bagi umat bukan kemanfaatan seperti kapitalisme sekuler.
Penguasa di sistem Islam akan semaksimal mungkin melayani, melindungi serta memberi jaminan kebutuhan hidup. Untuk membiayai hal ini bisa didapatkan dari pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki. Sebagai contoh negara kita memiliki kekayaan yang melimpah, maka sebenarnya sangat mudah jika diatur oleh sistem Islam kafah untuk bisa menyejahterakan rakyatnya seperti saat khilfah tegak dahulu.
Sistem Islam tidak akan menjadikan rakyat sebagai tumbal dengan pajak yang mencekik. Sementara penguasanya berpesta pora dalam derita rakyat.
Generasi Unggul Hanya di Khilafah
Islam telah banyak melahirkan generasi unggulan dan berkualitas karena peran negara menjadi bagian penting didalamnya. Jarang kita membaca literasi tentang generasi yang kurang gizi atau terdengar kelaparan. Semua karena pemimpinnya amanah. Justru kita akan banyak membaca lahirnya para ilmuwan seperti Ibnu Al-Haitsami penemu teori tentang lensa mata, Abu Qasim Al-Zahrawi menciptakan alat bedah, Abas Ibnu Fina pakar dalam bidang Mesin, Fisika, Astronomi, Musisi, Sastrawan dan juga Penerbang seperti Ibnu Firnas.
Sungguh luar biasa peranan negara dalam sistem khilafah dalam menciptakan terpenuhinya kebutuhan dasar rakyatnya. Salah satunya mewujudkan sistem ekonomi yang berkeadilan dalam pemenuhan gizi setiap anak.
Untuk itu sudah saatnya bagi kita mewujudkan generasi yang berkualitas dengan berjuang menyampaikan risalah Islam ke seluruh dunia. Tanpa rasa bosan dan lelah bergandengan tangan mewujudkan persatuan umat agar keindahan Islam dalam bingkai khilafah segera tegak.
Wallahualam bissawab.