![]() |
Oleh : Ummu Aini (Pegiat Dakwah) |
Al-Qur'an berfungsi sebagai petunjuk jalan yang lurus, membawa cahaya kebenaran agar manusia tidak tersesat. Dalam surah Al-Baqarah ayat 2 Allah menegaskan bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Sedangkan, dalam surah Al-Isra ayat 9, Al-Qur'an disebut sebagai pembawa kabar gembira bagi mereka yang beramal saleh
Al-Qur'an Pedoman Kehidupan
Membaca, menghafal, mempelajari, memahami, dan mengamalkan Al-Qur'an akan menuntun umat Islam pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebaliknya, mereka yang berpaling dari Al-Qur'an akan mengalami hidup yang sempit di dunia dan azab pedih di akhirat. (QS. Thaha: 124)
Kehidupan yang penuh kesulitan saat ini dapat dikaitkan dengan berpalingnya umat dari pedoman Al-Qur'an. Indonesia misalnya, memiliki sumber daya alam yang melimpah, tetapi kekayaan tersebut tidak membawa kesejahteraan bagi rakyat. Hal ini terjadi karena pengelolaannya tidak sesuai dengan petunjuk Al-Qur'an.
Allah Swt. telah memperingatkan agar kekayaan tidak hanya berputar di kalangan orang-orang kaya saja." (QS. Al-Hasyr: 7). Sayangnya, di negeri ini sebagian besar kekayaan hanya dikuasai oleh segelintir pihak tertentu, khususnya para oligarki. Kekayaan seperti minyak, gas, tambang, dan hutan yang seharusnya menjadi milik umum justru hanya menguntungkan segelintir orang. Padahal, dalam pandangan Islam, kekayaan tersebut seharusnya dikelola negara untuk kesejahteraan rakyat.
Jika manusia mengikuti hawa nafsu, mereka akan terjerumus ke dalam kesesatan. Sebaliknya, jika berpegang pada Al-Qur'an, manusia akan menemukan kebaikan dan keberkahan. Allah Swt. menegaskan bahwa Al-Qur'an adalah cahaya yang menerangi kehidupan (QS. Al-Maidah: 15).
Al-Qur'an Sumber Kebahagiaan Dunia Akhirat
Al-Qur'an tidak hanya memberikan panduan hidup di dunia, tetapi juga menjadi sumber kebahagiaan di akhirat. Rasulullah saw. bersabda bahwa Al-Qur'an akan memberikan syafaat kepada para sahabatnya pada hari Kiamat (HR. Ahmad). Orang yang akan mendapat syafaat tersebut adalah mereka yang rutin membaca Al-Qur'an, akrab dengan isinya, dan mematuhi perintah serta larangan yang tertera di dalamnya.
Penerapan Al-Qur'an dalam Kehidupan Bernegara
Al-Qur'an tidak hanya berfungsi sebagai pedoman bagi individu atau masyarakat, tetapi juga wajib dijadikan dasar hukum dalam kehidupan bernegara. Allah Swt. menegaskan dalam surah Al-Hasyr ayat 21 bahwa seandainya Al-Qur'an diturunkan ke atas gunung, gunung tersebut akan tunduk dan terbelah karena takut kepada Allah. Hal ini menunjukkan bahwa seharusnya hati manusia lebih mudah menerima kebenaran Al-Qur'an.
Sayangnya, penerapan Al-Qur'an dalam kehidupan bernegara saat ini masih jauh dari kenyataan. Meski pun umat Islam secara individu menjalankan ibadah seperti puasa, penerapan hukum-hukum sosial dan kenegaraan yang diatur dalam Al-Qur'an, seperti qisas, hudud, dan jihad justru ditinggalkan. Padahal, perintah-perintah tersebut sama kuatnya dengan kewajiban berpuasa yang sama-sama diawali dengan kata "kutiba" yang berarti diwajibkan (QS. Al-Baqarah: 178, 183, dan 216).
Rasulullah saw. telah memberikan teladan terbaik dalam menerapkan hukum-hukum Al-Qur'an secara kaffah (menyeluruh). Allah Swt. juga memerintahkan umat Islam untuk masuk ke dalam Islam secara kaffah (QS. Al-Baqarah ayat 208).
Sayangnya, meski pun Indonesia memiliki ribuan pesantren, ulama, dan penghafal Al-Qur'an, kenyataannya hukum-hukum Islam tidak dijadikan dasar dalam perundang-undangan negara. Justru, ideologi kapitalisme-sekulerlah yang diadopsi sehingga berbagai kemungkaran merajalela.
Dampak dari diabaikannya Al-Qur'an terlihat nyata dalam kehidupan sosial masyarakat yang penuh kemaksiatan dan kejahatan. Korupsi triliunan rupiah oleh para pejabat, maraknya judi online, perampasan hak rakyat, dan rusaknya lingkungan adalah bukti dari jauhnya penerapan hukum Al-Qur'an. Akibatnya, bangsa ini mengalami berbagai musibah dan bencana (QS. Ar-Rum: 41 dan QS. Thaha: 124).
Karena itu, sudah seharusnya individu, masyarakat, dan negara kembali menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup yang diterapkan secara kaffah. Bulan Ramadan ini bisa menjadi momentum terbaik untuk kembali pada petunjuk Allah Swt demi meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Penutup
Sebagai penutup, Allah Swt. memperingatkan bahwa banyak kaum muslim yang meninggalkan Al-Qur'an (QS. Al-Furqan: 30). Oleh karena itu, kembalinya umat Islam pada petunjuk Al-Qur'an merupakan kunci utama untuk meraih keberkahan hidup di dunia dan akhirat.
WalLâh a‘lam bi ash-shawâb.